Ketika
mendengar nama Kecamatan Leuwidamar, tentunya kita akan langsung teringat
masyarakat suku Baduy, yang masih mempertahankan adat dan budaya mereka. Tanah
mereka adalah tanah yang dijaga dengan kearifan lokal. Namun kelestarian alam
di kawasan tersebut tidak akan berlangsung lama jika sekelilingnya semakin lama
semakin terdesak oleh penebangan hutan dan pembukaan lahan yang berkepanjangan.
Garuda
Nusantara, sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat, yang berdiri pada 14 februari
1985 sudah sejak lama peduli dan konsen terhadap pelestarian alam dan budaya
suku baduy. Ini ditunjukkan dengan eratnya jalinan persaudaraan dengan
masyarakat Baduy. Dan merealisasikan dengan menjadikan sebuah lahan seluas 14
Ha di Cihandam tak jauh dari Ciboleger yang merupakan pintu masuk Baduy,
sebagai Hutan penyangga (Bufferzone) . Tanah tandus yang mulai di garap dan
ditanami pepohonan sejak tahun 1992 itu pada tanggal 30 Juli 1995 telah
diresmikan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup sebagai Hutan Wisata Pendidikan
Pemuda untuk Konservasi Alam Lingkungan.
Ully
Hary Rusady (Bunda, demikian beliau disapa oleh banyak orang) bersama Garuda
Nusantara telah bertahun-tahun berjuang menjadikan tanah tandus tersebut
menjadi hutan subur dan sebuah mata air telah mengaliri sebuah sungai kecil,
yang kini menjadi sumber air bersih bagi warga yang bermukim di bawah lahan
tersebut. Banyak tokoh-tokoh pencinta alam, sebut saja beberapa di antaranya
Kang Bongkeng dan Herman Lantang telah turut berpartisipasi dalam usaha
penanaman pohon disana. Garuda Nusantara bersama masyarakat Baduy dan pencinta
alam, secara terus menerus melakukan penanaman tersebut. Dan seluruh tanaman
pohon yang ada di Hutan Rumah Kita bibitnya berasal dari berbagai wilayah
pelosok tanah air.
Hutan
Rumah Kita seluas 14 Ha seluruhnya telah menjadi tempat pelestarian
keanekaragaman hayati dengan berbagai jenis tumbuhan yang ada di dalamnya.
Tempat ini menjadi hutan wisata pendidikan untuk konservasi. Terbuka untuk
pencinta alam maupun pelajar yang ingin memanfaatkannya untuk belajar tentang
alam dan konservasi, dengan cara melaporkan dan meminta izin langsung ke Posko
Merah putih atau Sekretariat Garuda Nusantara di Jl. Darmawangsa 10 No 1 Blok A
Jakarta Selatan. Namun jangan berharap menemukan bangunan permanen ataupun
fasilitas disini. Karena tidak pernah dibangun fasilitas apapun. Garuda
Nusantara untuk kegiatan besar di tempat ini menggunakan istilah “Buka Barak”,
dimana akan dibangun pondok-pondok sederhana dari bambu dan terpal untuk
ruangan barak yang penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan tempat tidur,
dapur dan juga membuat mck bongkar pasang. Dengan demikian, setelah selesai
kegiatan, hutan ini akan kembali dibiarkan tumbuh alami . selebihnya, jika
untuk kegiatan-kegiatan praktis, bisa digunakan tenda.
Untuk
mencapai lokasi Hutan Rumah kita, dari Jakarta bisa naik kereta di Tanah abang
yang menuju Rangkas Bitung. Kemudian melanjutkan perjalanan dengan menggunakan
elf yang biasa mengangkut penumpang ke Ciboleger atau pintu masuk Baduy. Akan tetapi
sebelum Ciboleger, kita harus belok kearah kiri. Mintalah supir elf untuk
mengantarkan ke Cihandam atau HRK, atau lebih dikenal dengan “Leuweungnya Ibu
ully”. Hutan Rumah Kita sudah cukup dikenal di masyarakat Leuwidamar. Pintu
masuk Hutan Rumah Kita hanyalah ditandai sebuah Papan nama yang berada tepat di
ujung jalan setapak .
Memasuki
jalan setapak yang menuju ke pelataran Hutan Rumah Kita , kita sudah akan
disambut dengan kesejukan dan rimbun pepohonan. Pelataran ini pada saat-saat
biasa dibiarkan ‘menghutan’, dan akan dibersihkan ketika ada kegiatan. Disini
bisa muat sekitar 10-15 tenda. Atau lebih mengasyikan untuk kemping di sekitar
sungai kecil yang berada dibawah. Di dalam Hutan Rumah kita telah ada
jalur-jalur setapak untuk memasuki hutan lebih kedalam lagi.
Berjalan
di dalam Hutan Rumah Kita seperti berada jauh dibelantara, karena pepohonan
yang mulai tumbuh rapat dan menjulang tinggi. Rasanya tidak akan bisa
mempercayai, membayangkan bahwa Hutan ini dulunya adalah lahan kering dan
tandus. Bagi garuda nusantara, ini adalah Rumah sekaligus halaman tempat
bermain dan pulang. Pulang ke HRK adalah kerinduan yang sama bagi seluruh
anggotanya. Flora dan Fauna pun sudah mewarnai jalan setapak di dalamnya .
Semoga
Hutan Rumah Kita akan semakin rimbun dan menjadi penyangga bagi lingkungan
sekitarnya. Juga menjadi contoh bagaimana sebuah usaha keras untuk penghijauan
dan konservasi itu bukanlah hal yang mudah, tetapi juga bukan tidak mungkin.
Dan begitu penting untuk terus melakukan penanaman pohon dan menyelamatkan
sumber mata air, yang sangat mempunyai peran penting dalam kehidupan. Semoga
akan banyak Hutan Rumah Kita yang lainnya yang mampu menjadi penyumbang air dan
oksigen bagi kehidupan.