Selasa, 02 Mei 2017

PELESTARIAN TERUMBU KARANG DI KAWASAN PULAU BADUL








Tentang Terumbu Karang

Rusaknya Terumbu Karang di perairan Raja Ampat akibat sebuah Kapal Pesiar telah menyebabkan kehancuran dalam jumlah yang luar biasa dalam sekejap, tapi sesungguhnya Terumbu Karang di Indonesia telah lama pelan-pelan terkikis oleh berbagai penyebab.  Kerusakan Terumbu Karang disebabkan oleh ;
1.      Faktor fsikis yang dipengaruhi oleh perubahan suhu dan kondisi cuaca.
2.      Faktor Biologi, dimana ekosistem yang tidak seimbang, meningkatnya populasi Bulu Seribu dan Bulu Babi yang memangsa karang.
3.      Penyebab paling dominan adalah yang disebabkan oleh manusia, yaitu;
-          Adanya pengambilan secara besar-besaran Terumbu karang dan bunga karang untuk keperluan perdagangan.
-          Pengambilan terumbu karang yang mati untuk bahan bangunan.
-          Melakukan penangkapan ikan dengan cara-cara yang merusak dan menghancurkan ekosistem laut seperti menggunakan sianida, alat listrik dan lain-lain.
-          Wisatawan yang datang dan berperilaku tidak bijak dengan membuang dan meninggalkan sampah di kawasan pantai dan lautan.
-          Wisatawan yang melakukan snorkling dengan cara yang tidak tepat, menginjak-injak gugusan terumbu karang dibawah permukaan laut.
-          Adanya pencemaran limbah baik dari industri maupun rumah tangga.

Padahal Terumbu karang sendiri mempunyai fungsi dan manfaat serta arti yang amat penting bagi kehidupan manusia baik segi ekonomi maupun sebagai penunjang kegiatan pariwisata. Manfaat tersebut antara lain:

-          Proses kehidupan yang memerlukan waktu yang sangat lama untuk tumbuh dan berkembang biak untuk membentuk seperti kondisi saat ini.
-          Tempat tinggal, berkembang biak dan mencari makan ribuan jenis ikan, hewan dan tumbuhan yang menjadi tumpuan kita.
-          Sumberdaya laut yang mempunyai nilai potensi ekonomi yang sangat tinggi.
-          Sebagai laboratorium alam untuk penunjang pendidikan dan penelitian.
-          Terumbu karang merupakan habitat bagi sejumlah spesies yang terancam punah seperti kima raksasa dan penyu laut
-          Dari segi fisik terumbu karang berfungsi sebagai pelindung pantai dari erosi dan abrasi, struktur karang yang keras dapat menahan gelombang dan arus sehingga mengurangi abrasi pantai dan mencegah rusaknya ekosistim pantai lain seperti padang lamun dan mangrove.
-          Terumbu karang merupakan sumber perikanan yang tinggi. Dari 130an jenis ikan yang bernilai ekonomi di Indonesia, 32 jenis diantaranya hidup di terumbu karang, berbagai jenis ikan karang menjadi komoditi ekspor. Terumbu karang yang sehat menghasilkan 3 – 10 ton ikan per kilometer persegi pertahun.
-          Keindahan terumbu karang sangat potensial untk wisata bahari. Masyarakat disekitar terumbu karang dapat memanfaatkan hal ini dengan mendirikan pusat-pusat penyelaman, restoran, penginapan sehingga pendapatan mereka bertambah.

Namun sayangnya hanya sekitar 30% saja terumbu karang di Indonesia yang masih bagus kondisinya. Menurut studi yang dilakukan oleh COREMAP (2000), menyimpulkan bahwa kondisi terumbu karang Indonesia yang masih “sangat bagus” hanya 6,1% dan yang berstatus “bagus” hanya 22,68%. Selebihnya dalam kondisi Rusak (31,46%) dan rusak berat (39,76 %).

Terumbu karang (coral reef) di Indonesia merupakan yang terkaya di dunia disebabkan Indonesia adalah negara Maritim terbesar didunia. Diperkirakan dari total luas terumbu karang di dunia yang mencapai 284.300 km2, 18 % (85.200 km2) diantaranya berada di wilayah Indonesia. Terumbu karang Indonesia juga memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia dengan lebih dari 18% terumbu karang dunia, serta lebih dari 2.500 jenis ikan, 590 jenis karang batu, 2.500 jenis moluska, dan 1.500 jenis udang-udangan. Sejauh ini telah tercatat lebih dari 750 jenis karang yang termasuk kedalam 75 marga terdapat di Indonesia.
Terumbu karang Indonesia juga termasuk dalam wilayah segitiga karang dunia (coral triangel) yang merupakan pusat keanekaragaman hayati dunia. Segitiga karang meliputi Indonesia, Philipina, Malaysia, Timor Leste, Papua New Guinea dan Kepulauan Salomon. Jika ditarik garis batas yang melingkupi wilayah terumbu karang di ke-6 negara tersebut maka akan menyerupai segitiga. Itu sebabnya wilayah tersebut disebut sebagai segitiga karang dunia (coral triangle). Total luas terumbu karang di coral triangle sekitar 75.000 Km2.
Kawasan di Indonesia yang memiliki terumbu karang yang cukup baik diantaranya adalah Kepulauan Raja Ampat di Papua Barat. Berdasarkan sebuah kajian ekologi yang dipimpin oleh The Nature Conservancy (TNC) dengan melibatkan para ahli terumbu karang dan ikan dunia pada tahun 2002, ditemukan sekitar 537 jenis karang dan 1074 jenis ikan di kepulauan Raja Ampat. Ini berarti Kepulauan Raja Ampat merupakan kepulauan dengan jumlah jenis terumbu karang tertinggi di dunia.
Jumlah jenis terumbu karang di Raja Ampat tersebut merupakan 75% dari seluruh jenis terumbu karang dunia yang pernah ditemukan. Walaupun kepulauan Carribean di Amerika tengah dan Great Barrier Reef Marine Park di Australia sangat terkenal, kedua kawasan tersebut hanya memiliki sekitar 400 jenis karang.
Jadi adalah sebuah kerugian yang sangat besar ketika Raja Ampat mengalami kerusakan beberapa saat yang lalu. Butuh waktu yang sangat panjang dan bertahun-tahun untuk mengembalikan keindahan dan ekosistem yang utuh seperti semula. Adalah tugas yang tidak mudah dan harus terus mendapatkan perhatian dari pemerintah dan pihak terkait.


Bagaimana Cara Melestarikan Terumbu Karang

Kerusakan terumbu karang sebagai habitat bagi banyak hewan laut harus mendapat perhatian yang berkelanjutan. Saat terumbu karang mengalami kerusakan, makan Biota yang hidup di dalamnya. Untuk merehabilitas ekosistem terumbu karang yang sudah rusak harus dilakukan budidaya terumbu karang, dan cara yang paling efektif adalah dengan melakukan transplantasi karang. Cara dan prosesnya adalah sebagai berikut ;
1.      Memilih dan menentukan lokasi Terumbu karang. Hal ini penting karena proses pertumbuhan terumbu karang yang sangat panjang dan lama, membutuhkan lokasi dimana bisa meminimalisir kandungan mikro alga dan penyakit karang lainnya.
2.      Selektif dalam memilih bibit karang. Bibit karang yang sehat adalah yang berwarna cerah dan tegas.
3.      Meminimalisir stress pada bibit terumbu karang. Proses transplantasi yang tidak benar bisa menyebabkan stres dan kegagalan pada pertumbuhannya. Gunakan wadah plastik untuk meletakkan bibit terumbu karang setelah diambil dan diangkat dari asalnya.
4.      Melakukan pemantauan dan perawatan terhadap bibit terumbu karang. Hal ini harus dilakukan secara berkala, untuk menjaga kesehatan bibit terumbu karang, karena bibit yang sudah terjangkit penyakit tidak akan bisa tumbuh sehat lagi, dan harus dilakukan pemotongan sebelum menyebar.
5.      Memilih metode transplantasi yang tepat. Untuk budi daya yang bertujuan merehabilitas terumbu karang yang rusak, digunakan beton, karena lebih baik daripada rak, jaring atau substrat, karena sangat kuat dan kokoh untuk menahan pertumbuhan terumbu karang. Selain itu secara alami dapat menjadi tempat pertumbuhan larva karang dan penempelan karang.
6.      Menjaga ekosistem bibit terumbu karang dari pencemaran lingkungan
7.      Melibatkan peran serta masyarakat.


Budi Daya Terumbu Karang oleh Komunitas Paniis Lestari di kawasan Pulau Badul

Komunitas Paniis Lestari adalah kelompok masyarakat di desa Paniis kawasan Taman Nasional Ujung Kulon, yang dibina dan didampingi oleh WWF untuk melakukan budi daya Terumbu karang sejak tahun 2002.  Tempat yang dipilih adalah Pulau Badul yang berada di perairan kawasan Taman Nasional Ujung Kulon.






Kegiatan pembibitan Terumbu Karang ini dilakukan oleh Paniis Lestari di pinggiran pantai Paniis, yang kemudian nnatinya akan dipindahkan ke perairan Pulau Badul sekitar 30 menit dari sana. Jenis terumbu karang yang dibudidayakan ada 2 jenis yaitu Karang Cemara dan Jamur, yang pertumbuhannya sangat cepat.
Penanaman dilakukan dengan cara menempelkan bibit karang yang distek atau dipotong dari indukan karang hasil budidaya pada media substrat. Bagian berlendir hasil potongan itu kemudian ditempel ke semacam batu pipih dan diikat dengan pita kole agar potongan koral tidak terbawa arus laut.










Bibit Terumbu karang yang telah ditarnsplantasi disusun dan diletakkan di dalam perairan pantai yang memiliki kondisi stabil. Sekitar 2 minggu biasanya bibit telah menempel sempurna dan tumbuh. Bibit bibit karang yang menempel dan tumbuh di media yang berupa batu pipih ini selanjutnya diangkut dan dibawa ke perairan Pulau Badul. Kemudian, bibit karang diletakkan di atas rak beton yang telah diletakkan di permukaan dasar laut, sekitar tiga meter kedalamannya karena terumbu karang hanya bisa hidup di bagian laut yang ditembus sinar matahari. Setiap rak berisi 25 koloni terumbu karang.







Semua koloni terumbu karang ditandai dengan “geo tagging” dan diukur pertumbuhannya serta dampaknya terhadap keberagaman hayati ikan-ikan di sekitarnya. Jika pemantauan dilakukan dengan baik, pertumbuhan Bibit terumbu karang ini akan sangat cepat. Tumbuh menjadi terumbu karang yang sangat cantik dan indah, dan menjadi tempat tinggal berbagai biota laut.







Semoga kita pun sebagai pengunjung di kawasan pantai dan lautan bisa menjadi lebih bijak dengan melakukan wisata sadar lingkungan. Sehingga bisa bersama-sama mendukung pelestarian alam dengan cara dan tindakan masing-masing.



Catatan kecil :
Ingin turut serta dan membantu penanaman bibit terumbu karang ini sambil menikmati indahnya terumbu karang di sekitar Pulau Badul yang berada di perairan kawasan Taman Nasional Ujung Kulon ini? Bisa hubungi penulis yaa..... Salam Lestari !

(dari berbagai sumber)
Foto : Andre Crespo dan koleksi Dinny