Jumat, 21 Juni 2019

SERUNYA TREKKING KE KARANGRANJANG



Kawasan semenanjung Taman Nasional Ujung Kulon sangat luas, dengan segala potensi keragaman hayati di dalamnya. Tidak hanya menjadi satu-satunya habitat Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) yang tersisa tetapi juga merupakan tempat pelestarian dan perlindungan bagi banyak spesies lainnya. Bisa dikatakan Warisan Dunia (The World Heritage) ini adalah laboratorium alam yang sangat besar dan penting bagi pelestarian satwa maupun tumbuhan.

Melakukan kegiatan petualangan di Taman Nasional Ujung Kulon adalah hal yang luar biasa, karena tidak seluruh destinasi bisa dikunjungi sekaligus dalam waktu singkat. Dan dalam setiap kunjungan ke salah satu sudutnya maka akan menemukan keajaiban-keajaiban alam yang selalu menarik untuk didatangi lagi. Selain sebagai Habitat terakhir Badak Jawa, dan juga satwa lainnya serta begitu banyak spesies tumbuhan langka, bentang alam di Taman Nasional Ujung Kulon bisa membuat takjub siapapun yang mengunjunginya.






Jalur Trekking Ke Karang Ranjang

Karang Ranjang adalah salah satu Resort di Taman Nasional Ujung Kulon dengan luas wilayah kerja 9.612,84 ha, terletak di bagian selatan dari semenanjung Taman Nasional Ujung Kulon. Jika dilihat dari peta , posisinya adalah tepat di bagian bawah dari leher kepala burung atau bagian yang menyempit (Teluk Selamat datang). Untuk mencapai pos Karang Ranjang ada tiga alternative yaitu melalui Laban dengan menggunakan perahu kecil dari Taman Jaya atau Legon Pakis, kemudian trekking dengan jarak sekitar 1,5km bisa ditempuh dengan waktu sekitar 30 menit. Jalur trekking umum adalah melalui Cilintang dengan jarak tempuh kurang lebih 7km atau waktu tempuh hampir 2 jam. Alternative berikutnya bagi yang ingin sekaligus menyinggahi Kalejetan dan melakukan pengamatan burung sepanjang jalur Kalejetan – Karang ranjang, maka jarak tempuh akan sangat jauh dan memutar dengan waktu tempuh sekitar 3,5 hingga 4 jam.

Untuk jalur normal melalui darat perjalanan di mulai dari pos Cilintang (setelah mengurus perizinan di Resort Legon Pakis atau Kantor Seksi II Handeuleum), melintasi pintu kecil dari pagar kawat JRSCA (Javan Rhino Study and Conservation Area). Keseruan petualangan di awalin dari Pos Cilintang ini, memasuki jalur jalan setapak yang berada di pinggir pantai.  Bagi penggemar Photography dan pencinta serangga bisa mengeksplore banyak hal disini, capung dan kupu-kupu juga serangga lainnya yang banyak berterbangan di pinggiran hutan setelah melewati pagar kawat. Kemudian di sisi kiri jalur terdapat sebuah petilasan atau tempat ziarah yang di kelilingi dinding batu karang besar dan tinggi yang letaknya agak tersembunyi dari jalur.








Jalur ini terkadang keluar menepi ke pinggiran pantai, dan menyeberangi dua muara yang cukup besar . Sebelumnya jembatan untuk menyeberangi muara ini cukup ekstrim hanya terdiri dari bilah-bilah bambu yang diikat sedemikian rupa , namun sekarang sudah dibuatkan jembatan yang permanen sehingga aman untuk dilalui. Beristirahat sejenak disini kita bisa menikmati pemandangan di pantai dan sekitarnya. Dan dari jembatan Cilintang hingga jembatan Cipeurepet ini masih ada sinyal sampai d titik terakhir di pinggir pantai sebelum jalur kembali masuk hutan. Di Karangranjang sinyal agak sulit kecuali jika mau berjalan kaki ke Laban, disana sinyal cukup baik. Hal ini sering dimanfaatkan oleh petugas di lapangan atau di pos Karangranjang jika ingin memberi kabar penting di lapangan atau sekedar menghubungi keluarga.







Trekking menuju Karang Ranjang melewati hutan dengan vegetasi yang bervariasi mulai Hutan pantai, hutan mangrove/bakau, hutan rawa hingga Hutan dataran rendah. Setelah jalur masuk ke dalam hutan dan meninggalkan pantai, maka jalur yang ditempuh agak sedikit ekstrim bila di musim hujan. Karena ketika musim hujan jalur akan digenangi air cukup dalam. Maka bersiap-siaplah untuk menempuh jalur “offroad” tersebut. Tapi jika musim panas jalur ini sangat aman untuk ditempuh dan tidak digenangi air.




Sepanjang perjalanan selanjutnya semakin menjauhi laut utara atau teluk selamat datang dan makin masuk ke hutan. Sepanjang perjalanan terdengar kicauan burung, sesekali ditimpali teriakan khas lutung (Trachypithecus auratus) atau yang sering terlihat adalah monyet ekor panjang (macaca fascicularis) dan babi hutan (Sus scrofa). Jika beruntung kita bisa melihat kancil (Tragulus javanicus) berlari di balik pepohonan menghindar masuk ke dalam hutan.Dan yang menjadi ciri khas hutan Taman Nasional Ujung Kulon adalah suara burung Rangkong (Buceros rhinoceros) atau yang disebut juga Enggang cula. Rangkong cula statusnya termasuk dalam klasifikasi Appendix II,  yang berarti dilarang perburuan dan perdagangannya karena mendekati punah. Kehebatan burung ini adalah kemampuannya menebar biji-bijian hingga jarak yang sangat jauh.



Mendekati pertigaan jalan menuju pos Karang ranjang dan jalur menuju Kalejetan, suara ombak laut selatan mulai terdengar, menandakan perjalanan akan segera berakhir dan akan sampai di KarangRanjang. Jalan setapak mulai terlihat dengan jelas dan tidak lagi ada genangan setelah sebelumnya melewati jembatan kecil dari batang kayu saat melalui rawa-rawa. Di pertigaan untuk menuju pos Karangranjang kita mengambil jalur yang ke kanan sementara yang ke kiri adalah jalur menuju Kalejetan. Tak lama kemudian sampailah di pos Karang ranjang, ombak laut selatan terdengar bergemuruh. Jarak pos ke pinggiran pantai cukup aman sekitar 300 meter dan berada di dataran yang agak lebih tinggi dari pantai.

Disini kita bisa mendirikan tenda di samping pos, atau beristirahat di saung yang di samping pos. terdapat sumur di belakang resort serta 2 buah mck . Hanya itu fasilitas yang ada di Resort Karang Ranjang karna sebagaimana Resort lainnya yang termasuk dalam Zona Rimba tidak diperbilehkan untuk membangun fasilitas lainnya kecuali untuk kepentingan pengelolaan kawasan dan penelitian.









Pengamatan Burung dan Satwa Liar

Begitu duduk di belakang pos atau saung maka suara burung tak henti berkicau, terbang dari pohon satu ke pohon yang lainnya. Pos Karangranjang sekelilingnya ditumbuhi oleh pohon kelapa dan padang rumput. Tupai adalah salah satu satwa yang paling sering terlihat di antara dahan pohon kelapa, sesekali jenis burung yang biasa hinggap sendiri.  Di sekitar pos Karangranjang juga masih banyak terdapat banteng (Boss sondaicus) , biasanya mereka terlihat di dalam hutan di jalur masuk menuju Cibandawoh. Untuk Badak Jawa sendiri lintasan atau jalur koridornya juga berada di wilayah sekitar Pos Karangranjang namun sulit ditemui atau dilihat karena cenderung soliter dan menghindari manusia. Untuk kunjungan biasa kita tidak bisa masuk ke jalur koridor atau  pun jalur patrol untuk pengamatan Badak, jadi hanya bisa melewati jalur patrol yang umum digunakan untuk wisata terbatas.




Satwa yang paling mudah dilihat dan ditemui adalah Lutung (Trachypithecus auratus). Pada pagi hari berdirilah agak masuk ke jalur arah karangranjang/kalejetan sekitar 100m dari pos, disitulah lintasannya setiap pagi bergerombolan pindah dari satu pohon ke pohon lainnya untuk mencari makan.  Atau di jalur menuju Laban, juga merupakan lintasannya sehingga sering terlihat. Tapi lebih mudah menemukan monyet ekor panjang dibandingkan Lutung. Satwa lainnya yang mudah ditemukan bahkan terbiasa dengan manusia adalah biawak (Varanus salvator)). Biawak ini sering muncul dibelakang pos dan terbiasa mencari sisa-sisa makanan yang dibuang dibelakang pos.  Bergerak pelan-pelan dan lambat dengan jarak sangat dekat dengan kita, tetapi begitu didekati pergerakannya sangat cepat untuk menghindar. Biawak populasinya cukup banyak di Taman Nasional Ujung Kulon tersebar di seluruh wilayah daratan, yang juga paling sering ditemui di Pulau Peucang. Biawak tinggal tidak jauh dari perairan atau sumber air atau rawa-rawa hutan. Dalam versi kecilnya yang sering ditemukan juga adalah kadal (Eutropis multifasciata).








Konservasi Penyu

Taman Nasional Ujung Kulon selain merupakan habitat Badak Jawa juga menjadi rumah bagi penyu. Beberapa jenis penyu yang ada dan sering bertelur dikawasan perairan Ujung Kulon  diantaranya adalah penyu belimbing (Dermochelys coriacea), penyu sisik (Erethmocelys imbricate) dan yang paling banyak adalah Penyu hijau (Chelonia mydas). Pantai Ciramea dan Karangranjang adalah tempat yang menjadi favourite bagi penyu hijau untuk bertelur. Penyu walaupun jelajahnya menempuh jarak ratusan kilo, dia akan kembali ketempat asalnya untuk bertelur kembali. Karena ancaman terhadap penyu sangat tinggi yang berasal dari hewan-hewan pemangsanya, maka di Taman Nasional Ujung Kulon juga dilakukan Konservasi Penyu. Dan dilakukan pemantauan oleh Unit Monitoring Penyu pada musim-usim bertelur. Salah satu tempat penetasan adalah di Karangranjang.

Pemantauan dilakukan pada malam hari menyusuri pantai Karangranjang menuju arah tanjung tereleng. Ketika menemukan Penyu yang sedang bertelur tindakan yang di ambil adalah langsung memindahkan telur-telur tersebut dengan teknik yang tepat kemudian di letakkan ditempat yang telah di sediakan dengan pasir yang sama dengan saat ditemukan.  Telah banyak telur yang ditetaskan dan menjadi tukik yang kemudian dilepasliarkan kembali ke laut di pantai Karang Ranjang dan Cidaon.








Trekking ke Cibandawoh

Jika waktu cukup dan ingin mengeksplore tempat lainnya saat berada di Resort Karang Ranjang, kita bisa trekking ke Pantai Cibandawoh. Jaraknya sekitar 6 km dari pos Karang Ranjang, bisa ditempuh melalui pinggiran pantai tapi yang sejuk dan teduh tentunya melalui jalur yang masuk ke hutan. Sepanjang perjalanan kita akan tetap bisa mengamati satwa atau hal lainnya. Jalur Karang Ranjang – Cibandawoh adalah jalur yang terbuka untuk kunjungan biasa, yang juga adalah jalur yang ditempuh melalui darat jika ingin ke Cibunar atau Sanghyang Sirah. Seringkali penziarah singgah dahulu di Karang Ranjang untuk sekedar istirahat sebelum melanjutkan perjalanan panjang menuju Cibunar.

Di ujung jalur keluar hutan kita langsung berhadapan dengan pantai Cibandawoh yang indah. Pantai Cibandawoh mengawali jalur panjang dipantai menuju Citadahan sebelum masuk ke jalur menuju Pos Cibunar.  Di Cibandawoh juga menjadi salah satu titik camp bagi tim Rhino Monitoring Unit dan Rhino Healthy Unit,








Berburu Sunset di Pantai Karang Ranjang

Setelah  melakukan perjalanan yang melelahkan tapi juga menyenangkan, maka menikmati sore di pantai Karang Ranjang adalah hal yang paling menyenangkan, terutama pada saat cuaca cerah. Matahari tepat berada di ujung Tanjung Tereleng di hadapan pantai Karang Ranjang. Gunung Payung terlihat di atas Tanjung Tereleng di hiasi kabut tipis dikejauhan, langit senja di sini selalu berubah-ubah setiap harinya. Cuaca yang bagus dan langit berawan akan menciptakan lukisan senja yang sangat indah. Maka berburu sunset di Pantai Karang Ranjang adalah hal yang harus dilakukan, jangan sampai terlewatkan













Menjelang istirahat malam, luangkan waktu untuk berkumpul dengan petugas Resort di pos, bertanya dan berdiskusi tentang banyak hal terkait konserbasi Badak Jawa ataupun hal lain di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon.  Akan banyak cerita dan pengetahuan baru selain pengalaman baru yang baru saja didapat, sehingga petualangan di Taman Nasional Ujung Kulon memberi manfaat selain keseruannya.

(Jangan lupa selama melakukan perjalanan dan petualangan di manapun untuk tidak membuang sampah sembarangan. Berlaku bijaklah terhadap alam)



Rabu, 19 Juni 2019

PETUALANGAN DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON DAN MENIKMATI KEINDAHAN KALEJETAN




WISATA TREKKING KALEJETAN

Taman Nasional Ujung Kulon adalah salah satu Taman Nasional tertua di Indonesia, dengan luas 105.694,46 ha yang terdiri dari daratan seluas 61.357,46 ha dan lautan seluas  44.337ha. Sebagai Taman Nasional, Ujung Kulon adalah merupakan kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli dan dikelola dengan system zonasi. Kawasan pelestarian ala mini dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi.

Berdasarkan SK Dirjen PHPA No 100/IV-Set/2011, maka pedoman Zonasi pada Taman Nasional Ujung Kulon adalah ;
a. Zona Inti (Sanctuary Zone
b. Zona Rimba 
c. Zona perlindungan Bahari 
c. Zona Pemanfaatan
d. Zona Tradisional
e. Zona Religi
f. Zona Khusus
Penjelasannya adalah sebagai berikut ; Zona Inti (sabctuary zona) adalah merupakan bagian dari kawasan Taman Nasional yang mutlak dilindungi dan tidak diperbolehkan ada perubahan apapun oleh aktivitas manusia. Zona ini berfungsi sebagai tempat melindungi dan berkembangbiaknya satwa liar. Tidak boleh dikunjungi oleh umum kecuali dalam rangka penelitian dan tidak boleh ada bangunan apapun. Zona Pemanfaatan adalah bagian dari Taman Nasional yang dijadikan pusat rekreasi dan kunjungan wisata, dengan pengembangan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan pariwisata alam. Sedangkan Zona Rimba adalah bagian dari Taman nasional yang karena letak, kondisi dan potensinya mampu mendukung kepentingan pelestarian pada Zona Inti dan Zona Pemanfaatan. Pada Zona Rimba dapat dilakukan perlindungan, pengawetan, pembinaan flora dan fauna beserta habitatnya bagi kepentingan penelitian, pendidikan konservasi, wisata terbatas, serta habitat satwa migran.

Taman Nasional Ujung Kulon sebagai pusat rekreasi dan pariwisata dikenal hingga dunia adalah wisata pulau dan lautnya yaitu Pulau Peucang, Pulau Handeuleum dan Pulau Panaitan. Ketiga Pulau ini termasuk dalam Zona Pemanfaatan yang sangat banyak menyerap pengunjung setiap minggunya dengan sarana dan prasarana yang cukup memadai. Pasir putih serta terumbu karang yang indah menjadi tempat yang sangat menarik untuk snorkeling. Namun tak kalah menarik juga adalah destinasi lainnya yang tersebar di daratan semenanjung Ujung Kulon. Bagian kawasan Taman Nasional Ujung Kulon yang berada di daratan ini meliputi Zona Rimba, Zona Tradisonal, Zona Religi-Budaya-Sejarah dan pada Zona Khusus pun banyak tempat-tempat menarik untuk dukunjungi dan sayang untuk dilewatkan begitu saja.

Salah satu destinasi yang menarik untuk dikunjungi adalah Kalejetan. Karena termasuk di dalam Zona Rimba maka wisata disini adalah wisata yang dibatasi. Kalejetan adalah merupakan salah satu kawasan dibawah pengawasan Resort yang dikepalai oleh seorang Kepala Resort dan berada dibawah SPTN II Handeuleum. Karena termasuk di dalam Zona Rimba disini hanya dibangun sarana berupa Pos Pemantauan atau Pos Resort, tanpa adanya fasilitas wisata. Namun Kalejetan adalah destinasi yang sangat menarik untuk dikunjungi bagi petualang-petualang , Traveler dan terutama para Pengamat Burung . Resort yang terletak di bagian selatan Taman Nasional Ujung Kulon ini bisa dikunjungi untuk waktu kunjungan singkat seperti akhir minggu ataupun bagi yang benar-benar ingin menikmati wisata petualangan dengan waktu yang cukup. Dengan jarak tempuh berjalan kaki sejauh 8 km dan normal waktu tempuh sekitar 2 hingga 2,5 jam dan melalui jalur yang tidak begitu ekstrim, maka Kalejetan layak untuk disinggahi.

Untuk menuju Kalejetan ada dua alternatif yaitu melewati jalur yang langsung ke Kalejetan atau memutar melalui jalur Karangranjang. Untuk jalur yang langsung  bisa di mulai dari 2 titik start yaitu Kantor JRSCA (Javan Rhino Study and Conservation Area) yang berada di Legon atau pos jaga JRSCA yang berada di Cilintang. Jika di mulai dari kantor JRSCA maka jalur yang ditempuh adalah pesawahan dan masuk ke perbatasan hutan kemudian masuk ke jalur hutan yang dibatasi pagar kawat. Sementara jika dimulai dari pos Cilintang maka kita akan menelusuri pinggiran pagar kawat JRSCA, yang jika musim hujan maka ada bagian yang berawa. Kedua jalur ini akan bertemu di titik jalur yang sama ketika masuk jalur hutan dan melewati batas pagar kawat. Jalur yang dilalui ini adalah jalur patroli yang merupakan hutan dataran rendah. Posisinya berada di tengah tembus ke selatan, jadi kita tidak akan melewati pinggiran laut, akan tetapi melewati hutan dataran rendah dan beberapa anak sungai . Memasuki kawasan jalur menuju Kalejetan sinyal mulai menghilang dan kontak terakhir bisa kita lakukan di titik yang menjadi tempat istirahat. Di signal point ini kita bisa berkomunikasi sebelum masuk wilayah Kalejetan.



Jalur yang berada di dalam hutan ini cukup teduh dan sejuk, diseling anak-anak sungai yang beberapa di antaranya cukup jernih.  Tak banyak pemandangan yang dapat dilihat karena hutan yang cukup rapat. Setelah melewati sungai terakhir maka jalur mulai menepi dan mengikuti arah sungai menuju muara namun tetap berada di dalam hutan. Kemudian memasuki jalur yang kiri kanannya ditumbuhi pohon gamal membentuk seperti sebuah lorong yang asri. Dan tak lama kemudian tibalah di hamparan padang savanna yang cukup luas dan terlihat pos Resort Kalejetan yang berada sekitar 200m dari bibir pantai. Menuju pos kita melalui jalan setapak yang menembus padang savanna.



 Apa menariknya Pesort Kalejetan dan apa yang bisa kita lakukan disini?


1. Camping / Berkemah
Lahan di depan Resort Kalejetan sangat ideal untuk kemping atau berkemah. Mendirikan tenda di antara rindangnya pohon Gamal dan menikmati pemandangan indah menghadap ke laut. Pada malam hari kita bisa menikmati langit malam dan hembusan sejuk angin laut. Air bersih untuk keperluan masak bisa kita peroleh di pos Resort , dimana ada sebuah sumur dan juga mck di dalam pos. Pohon Gamal pada musim hujan akan sangat rimbun dan hijau begitu juga rumput di bawahnya. Jika masuk musim kemarau pohon ini akan menggugurkan daunnya dan akan tumbuh bunga-bunga indah di dahannya. Walaupun musim kemarau pohon-pohon ini akan kering tak berdaun, namun tidak akan terlalu panas untuk mendirikan tenda di bawahnya. Dan dahan-dahan kering pohon gamal menciptakan keindahan tersendiri..







2. Hammock
Di area ini pun kita bisa ber-Hammock-ria di antara batang-batang pohon gamal. Menikmati semilir dan hembusan angin laut, memandang langit biru dan lautan lepas. Dan menikmati kicauan burung yang beterbangan di atas pepohonan.


3. Pengamatan Burung
Savana , pepohonan sekitar resort dan hutan di sekeliling resort ataupun muara serta pinggiran pantai Kalejetan adalah habitat bagi banyak jenis burung . tempat ini sangat ideal bagi para pengamat burung. Kicauan burung-burung tak henti terdengar di sini, dan tentunya terutama di pagi dan sore hari.


 4. Jangkar Ajaib
Apa ajaibnya sebuah jangkar? Datanglah ke Kalejetan dan saksikan sendiri keajaiban yang hanya ada di Resort Kalejetan.  Jangkar ukuran besar ini bertahun-tahun entah sejak kapan sudah ada tertancap di hamparan karang agak ke tengah laut. Jangkar tersebut posisinya tetap sama  sejak dahulu. Konon katanya Jangkar tersebut tak bisa dilepaskan dari karang dengan cara apapun juga. Bahkan ada rumor yang agak sedikit lucu yang beredar bagi laki-laki yang mencoba-coba untuk mengangkatnya. Jangkar ini bisa dikatakan menjadi ikon-nya Kalejetan.


5. Eksplore Pantai Kalejetan
Sepanjang pantai wilayah Kalejetan banyak keindahan alam yang bisa kita nikmati. Jika memandang ke arah timur, pantai yang terlihat adalah pantai dengan hamparan pasir yang terus memanjang ke arah wilayah yang bernama Ermokla. Kemudian di depan resort adalah aliran air laut ke muara yang bentuknya berubah-ubah akibat musim pasang dan surut. Kemudian muara yang menyerupai danau seperti menyimpan banyak misteri dibaliknya. Mungkin jika kelak ada tersedia kano disini akan merupakan petualangan seru menyusuri muara ke arah dalam hutan dengan kano tersebut.
Kemudian berjalan ke pantai arah selatan, dengan mengambil jalur di sisi kanan depan pos kita akan disambut dengan hamparan karang dan pantai yang tenang, karena ombak berada jauh dari bibir pantai. Berjalan sedikit menyusuri pantai menuju pohon Cantigi, Kita bisa menyaksikan pemandangan yang indah dari perpaduan laut dan langit yang biru, pohon-pohon hijau dan hamparan karang. Bisa juga menghabiskan waktu dengan ber-hammock-ria disini. Jika memiliki waktu yang cukup bisa melakukan trekking ke arah karang Ranjang melalui jalur pinggir pantai maka kita akan menemukan keindahan lainnya dengan sudut-sudut yang menarik.



6. Konservasi Badak Jawa
Pos Resort Kalejetan biasanya dijaga oleh Polisi Hutan yang dibantu oleh MMP (Masyarakat Mitra Volunteer) dengan jadwal 2 kali dalam sebulan yaitu tanggal 1 hingga 15 dan tanggal 15 hingga 30 setiap bulannya. Tetapi karena luasnya wilayah patroli, terkadang pos ini kosong karena petugas polhut melaksanakan tugas patroli di area lain. Dan setiap tanggal 1 hingga 15 juga ditambah dengan Tim Rhino Protection Unit (RPU). Jika kebetulan di Pos Resort ada petugas Polhut atau RPU, pengunjung bisa banyak bertanya dan belajar tentang konservasi Badak Jawa. Sejauh apa upaya penyelamatan dan pelestarian Badak Jawa di Taman Nasional ini. Dan tentunya juga segala tentang Taman Nasional Ujung Kulon, yang mana hal seperti ini akan berbeda suasananya dengan mengikuti Trip Wisata Pulau yang lebih ke arah rekreasi.


EKSPLORE PANTAI DAN PENGAMATAN SATWA DI KALEJETAN

Sepanjang pesisir semenanjung Ujung Kulon terdiri dari pantai dengan hamparan pasir dan gugusan karang yang indah dan unik. Ketika masuk ke Resort Kalejetan saat tiba di padang savanna, pantai Kalejetan terlihat biasa saja. Deru ombak laut selatan terdengar bergemuruh dengan hempasan ombak yang tinggi. Bagian pantai sebelah selatan tertutup oleh rimbun pepohonan di samping resort. Yang pertama bisa kita nikmati adalah pemandangan tepat di depan resort, deretan pohon gamal, hamparan padang rumput dan pantai yang memanjang hingga ke ujung penglihatan. Berjalan ke sisi kiri ke arah pantai kita bisa menyaksikan muara yang membentuk danau penuh misteri. Akan seru sekali jika ada kano disini, sehingga bisa canoeing menyusuri muara dan sungai masuk ke dalam hutan. Namun pemandangan muara ini cukup menarik, sesekali burung-burung beterbangan diatasnya. Jika beruntung pada sore hari dari sisi seberang muara kita bisa melihat matahari tenggelam dibalik pepohonan dan meninggalkan bayangan yang jatuh di permukaan air.





Berjalan sedikit dari sisi kanan pos, kita akan keluar ke pantai selatan dengan hamparan pasir putih dan teras karang yang indah dan tenang. Ombak lautan berada jauh di batas teras karang sehingga tak perlu khawatir dengan terjangan gelombang.  Angin pun bertiup tenang disini. Jika ingin menikmati pemandangan disini sedikit lebih lama, kita bisa memasang hammock di bagian pantai yang agak menjorok ke laut dengan pepohonan Cantigi besar di tepiannya. Namun jika ingin menyaksikan keindahan lainnya bisa trekking menyusuri jalur pantai ke arah Karangranjang sampai ke Butun. Dinamakan Butun karena terdapat pohon-pohon butun besar dan sering dijadikan tempat beristirahat jika melakukan perjalanan lintas dari Kalejetan ke Karang Ranjang.







Sementara itu cukup banyak satwa yang bisa di amati dan ditemui baik di savanna dan pepohonan sekitar pos Resort, dipantai menuju muara dan sepanjang pantai Kalejetan sebelah selatan. Dan paling banyak tentunya adalah burung yang populasinya cukup banyak di Taman Nasional Ujung Kulon. Padang savanna Kalejetan sesungguhnya adalah padang rumput tempat kawanan banteng mencari makan, namun sangat jarang terlihat. Terkadang jejaknya muncul di pantai di depan pos tanpa kita ketahui kehadirannya. Biawak dan berang-berang adalah yang paling sering terlihat jejaknya di pasir pantai depan pos meuju muara, namun jarang terlihat langsung.

Burung Cekakak sungai (Halcyon chloris|Collared Kingfisher) adalah jenis yang paling banyak dijumpai di sekitar Resort Kalejetan. Karena jenis ini memang paling umum dijumpai  di wilayah pinggir hutan, sungai, dan danau.  Burung ini lebih sering terlihat sendiri (soliter) dan sering bertengger di pohon atau tempat yang sama. Hanya dengan berdiam diri di hammock kita bisa diam-diam memotretnya dari jauh.




Berang – berang adalah salah satu hewan yang sebenarnya banyak terdapat di sekitar Kalejetan baik di muara ataupun di pinggiran pantai, namun karena hidupnya yang soliter tidak terbiasa dengan kehadiran manusia jadi agak sulit ditemukan atau dilihat. Berang-berang disini adalah jenis Berang-berang Eurasia (Lutra  lutra) yang termasuk kategori Appendix I yang keberadaannya dilindungi UU. Jejak-jejak kakinya sering terlihat di pantai sekitar muara, makanan utamanya adalah ikan, selain itu juga burung air, katak dan udang.




Burung Kirik Kirik biru adalah juga burung yang banyak terlihat di sekitar Kalejetan, kicauan merdunya terdengar hampir sepanjang hari. Kirik kirik biru (Merops viridis) tinggal di habitat yang berpasir dengan area terbuka dan sedikit pepohonan. Senang bertengger di ranting untuk mengawasi mangsanya berupa kupu-kupu atau lebah. Burung ini bersarang dengan menggali pasir membentuk lobang horizontal di antara belukar di area pinggiran pantai atau berdekatan dengan pantai.




Dan banyak jenis – jenis burung lainnya yang bisa terlihat di sekitar hutan atau pantai di wilayah Kalejetan. Selain menarik untuk wisata petualangan maka tempat ini sangat favourite bagi pengamat dan pencinta burung.






Tertarik untuk melakukan petualangan disini? Jangan lupa persiapkan dengan baik perlengkapan dan mengatur waktu sebaik-baiknya.  Untuk kunjungan singkat, sebaiknya berangkat dari titik awal yaitu JRSCA pada pagi hari sehingga sampai di Kalejetan sekitar pukul 10 dan memiliki waktu yang panjang untuk melakukan berbagai aktifitas.  Beristirahat semalam menikmati langit dan suara deburan ombak, serta terbangun dipagi hari disambut matahari yang tebit tepat di depan Pos Kalejetan akan memberi kesan yang mendalam dan tak terlupakan. (berhati-hatilah , petualangan di semenanjung Ujung Kulon bisa menyebabkan ketagihan dan selalu ingin kembali :D )


Bagaimana cara menuju Kalejetan?
Akses trsnsportasi umum :
Dari terminal Rambutan bisa naik bis yang jurusan Rambutan – Merak, biasanya selalu keluar ke terminal Pakupatan Serang. Turun di  dalam terminal Pakupatan berjalan sedikit kea rah seberang mesjid, dimana banyak mobil-mobil elf (biasa disebut mobil ps). Jangan sembarang naik mobil ps, carilah yang benar-benar trayeknya langsung ke Tamanjaya. Karena kalau tidak, akan diturunkan di sumur dan akan sulit lagi mencari angkutan yang ke Taman jaya. Mobil Ps yang sudah pasti langsung ke Tamanjaya adalah mobil ps dengan tulisan Nindy atau Violet di depannya, jika naik kendaraan umum maka kita harus persiapan waktu 4hari karena angkutan elf dari serang ke Tamanjaya ini tidak setiap jam ada.  dari rambutan berangkat jam 7 maka kita bisa naik mobil ps yang pukul 11, dan itu akan sampai di tamanjaya sekitar pukul 17.00 atau jam 5 sore. Kemudian pulangnya jika ingin buru-buru kita bisa memilih yang keberangkatan jam 4 subuh. Mobil ps terakhir dari Tamanjaya berangkat jam 10.00. Untuk Tarif ongkos Rambutan – Serang biasanya 30.000 dan untuk serang – Tamanjaya berkisar 60.000 – 70.000.

Akses kendaraan pribadi :
Untuk kunjungan singkat di akhir minggu sebaiknya menggunakan kendaraan pribadi. Berangkat dari Jakarta jumat malam tiba di Tamanjaya sekitar jam 5 – 6 pagi, masih sempat sarapan, istirahat sejenak dan mengurus perijinan. Rute yang diambil adalah menuju Pandeglang kemudian ke arah Labuan Melewati terminal Labuan mengambil arah ke kiri atau kea rah PLTU menuju Panimbang. Kemudian bisa memilih melalui jalur Cibaliung atau Tanjung Lesung.

Akomodasi dan Perizinan :
Untuk tiket masuk kunjungan biasa, bisa diperoleh di Kantor Seksi II Handeuleum yang berada di dekat Patung Badak sebelum kantor JRSCA legon atau di kantor Resort Legon Pakis sebelum Cilintang. Sementara untuk kunjungan penelitian . pembuatan film dan lain-lain harus mengurus simaksi jauh hari sebelumnya ke Kantor Balai Taman Nasional Ujung Kulon yang berada di Labuan. Untuk Guide dan porter bisa melalui Kantor Seksi II Handeuluem atau menghubungi secretariat Komunitas Cula Satu yang berada di dekat dermaga Taman Jaya. Untuk penginapan, di Taman Jaya terdapat beberapa penginapan yaitu Sunda Jaya, Rimba Jaya dan Villa Prima.




Untuk informasi lebih lengkap bisa menghubungi 081286266700