Taman
Nasional Ujung Kulon yang disebut sebagai Habitat terakhir Badak Jawa
(Rhinoceros sundaicus) merupakan kawasan konservasi yang sangat luas yang
terdiri dari wilayah perairan dan daratan dengan total luas 105.956 Ha. Saat
ini Taman Nasional Ujung Kulon semakin ramai dikunjungi oleh wisatawan dalam
dan luar negeri, terutama Pulau Peucang, Cidaon , Pulau Panaitan dan Pulau
handeuleum. Dengan semakin ramainya wisata ke kawasan Taman nasional yang
banyak memiliki destinasi terbaik ini, tentunya tak luput juga dari dampak
lingkungan. Salah satunya adalah sampah
seperti pada umumnya tempat-tempat wisata lainnya. Sampah dikawasan Taman
Nasional Ujung Kulon tentunya tidak samata-mata dari pengunjung, tetapi juga
kapal-kapal yang membuang sampah dilaut dan juga masyarakat yang masih terbiasa
membuang sampah dipinggiran laut yang jika pasang naik maka sampah tersebut
akan terbawa kelaut dan kemudian singah ditempat lain.
Pada
awal maret 2018 sekelompok perempuan-perempuan cantik dari Komunitas Perempuan
Petualang Indonesia atau dikenal sebagai Srikandi Nusantara, mencoba
menunjukkan kepeduliannya terhadap hal ini. Dengan mengambil momen Hari
Perempuan se Dunia atau Womans March, Srikandi Nusantara melaksanakan kegiatan
yang diberi tajuk Jelajah Rumah Badak dan Bersih Pantai. Hal ini mendapatkan
sambutan yang baik dari Balai Taman Nasional Ujung Kulon dan juga WWF serta
YABI (Yayasan Badak Indonesia).

Persiapan-persiapan
pun dimulai untuk kegiatan ini, Balai Taman Nasional Ujung Kulon yang
mengapresiasi kegiatan ini mengundang Srikandi Nusantara untuk menghadiri rapat
pertemuan dengan jajarannya untuk membahas jalannya kegiatan. Dengan
mendapatkan dukungan dari Balai, kemudian juga support dari WWF dan YABI
dilapangan, Srikandi Nusantara pun mematangkan persiapan kegiatan, termasuk
menyeleksi ketat anggota yang akan ikut di dalam Tim 1 dan 2 yang akan
mengikuti keseluruhan rangkaian kegiatan. Bukan hanya loyalitas terhadap
organisasi, kesiapan mental dan fisik , juga kepedulian yang tinggi terhadap
lingkungan karena perjalanan yang akan dihadapi bukanlah trip wisata yang bisa
dinikmati dengan ‘leyeh-leyeh’.


Dan
cerita itu pun diawali dengan 11 orang perempuan cantik dengan membawa kerir
tinggi berisikan perlengkapan dan perbekalan untuk seminggu, mereka menempuh
perjalanan mulai dari Terminal kampung Rambutan dengan bis jurusan Rambutan –
Merak menuju Serang untuk kemudian menggunakan kendaraan ps(elf) jurusan Serang
– taman Jaya yang khusus dicarter untuk antar jemput peserta kegiatan.
Perjalanan panjang yang dimulai berkejar-kejar dari rumah dini hari mengejar
waktu keberangkatan yang telah ditetapkan, hingga menikmati perjalanan yang
luar biasa ( jalan dari Labuan menuju
Taman Jaya luar biasanya kayak apa. Semoga pemerintah memperhatikan hal ini dan
melakukan perbaikan secepatnya). Sampai di Taman Jaya wajah-wajah letih
terlihat namun semangat masih terselip diantara tumpukan kerir itu. Sementara 2
orang telah mendahului ke Taman jaya untuk berkordinasi. Rencana yang tadinya
peserta berjumlah 20 orang, tersisa 13, dan dijadikan satu tim.
Day
1
Pagi
tanggal 6 Maret wajah-wajah ceria sudah siap untuk bertempur, setelah beristirahat
cukup semalaman dan sebelumnya mendapatkan brieffing dari Kasie II Handeuleum
Pak Ujang di kantor Seksi II. Tepat pukul 08.00 wib tim berangkat dengan
menggunakan kapal RPU yang di komandani oleh Pak Olis. Sejenak 13 anggota
Srikandi Nusantara ini menikmati suasana di kapal sambil tentunya jepret-jepret
berphoto-ria.


Sampai
di Laban, tim diseberangkan kedaratan dengan menggunakan kapal kecil bernama
kapal Buaya. Laban adalah jalan terdekat menuju pos Resort Karang Ranjang yang
berjarak 1km lebih dan bisa ditempuh dalam waktu sekitar 30 menit. Sementara
lewat darat menuju Karang Ranjang melalui Cilintang ditempuh dengan waktu
sekitar 2 jam. Sampai di pos Resort karang Ranjang Tim disambut dengan
rintik-rintik hujan. Setelah sempat beristirahat dan mendirikan tenda, hujan
mengguyur bumi. Menurut pak Apud staf resort yang ditugsakan disana, sudah satu
minggu panas terik disana tanpa setetespun hujan. Ketika mulai reda dan tinggal
gerimis, tim srikandi Nusantara yang masih tetap bersemangat di dampingi dan
dibantu tim RPU dan resort memulai operasi bersih sampah di pantai sekitar pos,
kemudian istirahat makan siang dan shalat. Selanjutnya hingga sore sebelum jam
17.00 wib tim gabungan kembali bergerak menyapu bersih pantai karang ranjang ke
arah tanjung Tereleng. Sayang hanya sepertiganya yang bisa dibersihkan
terkendala banyak hal. Tim kemudian mengangkut semua kantong-kantong sampah
tersebut ke pos karang ranjang. Total sampah yang dikumpulkan hari itu
berjumlah 56 kantong.





Malam
harinya seluruh tim melakukan evaluasi dan briefing , karena kendala cuaca dan
ketersediaan kantong sampah dan juga personil untuk pengangkutan ke Laban,
rencana kegiatan keesokannya harus berubah. Target semula hari kedua adalah
melanjutkan ke tanjung tereleng dirubah menjadi pengangkutan kantong-kantong
sampah ke Laban, dikarenakan waktu yang juga terbatas, karena kapal buaya bisa
menjemput sebelum pasang surut pada siang hari. Pada kesempatan itu juga
Srikandi Nusantara dapat berdiskusi dan bertanya tentang banyak hal soal badak
kepada staf resort dan Tim RPU yang dikomandoi oleh Pak Apud dan Pak Hery.
Kemudian seluruh tim istirahat karena tugas berat menunggu keesokan harinya.
Day
2
Pagi
setelah sarapan, Srikandi Nusantara telah bersiap-siap untuk membantu
pengangkutan sampah. Agar efektif satu kali pengangkutan tiap orang membawa dua
kantong sampah. Jika petugas mengangkut dengan cara menggunakan pikulan, maka
srikandi tidak kehabisan akal, mengangkut dua kantong sampah tersebut dengan
menggunakan kerir. Dan saking semangatnya masih ada yang bersama-sama
menggotong kantong tambahan dengan pikulan. Sementara itu setelah hujan jalur
,menuju Laban sangat buruk sekali, berlumpur tebal dan sangat licin. Meski
demikian seluruh tim bisa mengangkut kantong-kantong sampah itu ke pinggiran
laut di Laban tempat penjemputan. Setelah kantong-kantong sampah tersebut
dimuat ke kapal buaya tim kembali ke pos, untuk packing barang dan kembali lagi
ke Laban. Setelah makan siang tim srikandi nusantara telah siap dengan kerir
masing-masing, didampingi tim RPU yang mengantar ke Laban sekaligus mengangkut
sisa kantong-kantong sampah yang belum terangkut. Seluruh sampah akan dibawa ke
Taman jaya, kemudian kapal RPU akan kembali mengangkut tim srikandi menuju
titik berikutnya yaitu pos Resort Citelang.



Dari
taman Jaya Kapal kembali berangkat menuju Resort Citelang, dan sempat mampir
lebih dahulu ke Handeuleum. Tim Srikandi Nusantara tidak menyia-nyiakan
kesempatan itu untuk berfotoria karena itulah bonus yang meski sesaat membuat gembira
semuanya. Sampai di pos citelang, tim dibantu mendarat dengan menggunakan kapal
Citelang yang kecil. Kemudian menemukan suasana yang berbeda dengan pos Karang
ranjang meski sama-sama dipinggir pantai. Jika Karang ranjang menghadap laut
selatan maka Citelang ada di arah utara dimana dihadapannya terhampar lautan
yang terdapat begitu banyak bagan dikejauhan. Tim kembali mendirikan tenda di
depan resort. Disini tim Srikandi akan didampingi oleh kepala resort sendiri
yaitu Pak Ashari dan staf serta tim RPU yang dipimpin Pak Sorhim. Hingga malam
tidak ada kegiatan apa-apa hanya sedikit berdiskusi dengan karest mengenai
pergerakan besok, kemudian ditutup dengan makan malam
Day
3
Pagi-pagi
sekali tim telah bangun dan membereskan seluruh perlengkapan. Tenda-tenda
dibongkar dan perlengkapan telah siap packing. Setelah terlebih dahulu sarapan,
tepat pukul 07.00 wib tim Srikandi Nusantara bersama staf Resort Citelang dan
RPU bersama-sama menuju pantai untuk melakukan opsih. Cuaca sedikit bersahabat
dengan matahari yang tersaput mendung membuat hari tidak begitu panas.
Diselingin canda tawa tim gabungan ini menyisir seluruh pantai di depan Resort
Citelang, dan terkumpul sebanyak 24 kantong sampah. Kemudian seluruh kantong
sampah dan kerir diangkut ke kapal RPU yang setia menunggu di lautan. Sementara
tim diangkut dengan kapal Citelang melewati ,muara dan memulai kembali opsih
dari ujung muara menempuh sepanjang pinggiran pantai menuju arah Jamang. Kapal
Citelang mengikuti tim dengan jarak yang terjangkau, sehingga ketika kantong-kantong
sampah penuh kapal citelang langsung merapat untuk mengangkut kantong-kantong
sampah tersebut.
Jalur
pinggiran pantai menuju Jamang tidak semuanya pantai berpasir sehingga tim
terkadang harus masuk ke dalam hutan dan sampah sangat banyak bertebaran di
bagian dalam ini. Sayang tim kehabisan kantong sampah sehingga mendekati Jamang
beberapa bagian tidak bisa dibersihkan. 18 kantong sampah berhasil dikumpulkan
sepanjang jalur menuju jamang sehingga total keseluruhan yang terangkut
berjumlah 42 kantong sampah. Tim kemudian kembali diangkut ke kapal RPU untuk
meneruskan perjalanan ke Pulau Peucang. Sementara staf Resort Citelang dan RPU
kembali ke pos Citelang. Di perjalanan menuju peucang tim srikandi Nusantara
menikmati makan siang di kapal RPU. Selama kegiatan ini berlangsung dilapangan
untuk makan tim dibantu oleh Pak Mita dan Pak Doyok, keduanya adalah anggota tim
Badak yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang sangat baik. Sehingga tim
bisa fokus ke kegiatan bersih pantai karena sudah ada yang mengurus makanan dan
perlengkapan. Sementara itu ada juga qponk yang mendampingi tim, adalah anggota
tim RHU Rhino Healthy Unit.






Sampai
di Pulau Peucang sekitar pukul 14.00 wib, tim ditempatkan di barak dan sejanak
beristirahat. Kemudian dipimpin langsung oleh Kepala Resort Pak Mumu, tim
dibagi 2, tim satu bersama pak Mumu menyisiri mulai dari bagian samping resort
hingga bagian dalam pinggiran pantai, sementara tim 2 menyisiri pantai di
dermaga hingga ke muara.





Kemudian
tim kembali bergabung menuju Cidaon, dimana tim RPU sudah menanti. Bersama-sama
tim gabungan melakukan pembersihak di sekitar dermaga dan pos hingga pinggiran
pantai. Total sampah yang dikumpulkan siang hingga sore ini di Peucang dan
Cidaon sejumlah 21 kantong sampah. Sore hari tim Srikandi Nusantara diberikan
kesempatan untuk beristirahat dan menikmati ber-snorkling-ria di sekitar
dermaga. Pasir putih dan air laut yang berwarna biru jernih sesaat memanjakan
kesenangan para Srikandi yang masih tetap hangat dan ceria. Dan malam itu
setelah makan malam, ditutup dengan pemutaran film-film dokumenter tentang
Taman Nasional Ujung Kulon dan Badak Jawa, kemudian bobo cantik beristirahat
mengumpulkan tenaga untuk kegiatan terakhir esok .
Day
4
Pagi
sekali tim Srikandi Nusantara sudah bangun dan bersiap untuk melanjutkan
kegiatan. Hingga hari ke-empat ini seluruh anggota tim dalam kondisi sehat dan
tetap bersemangat, dan semua terlihat dari keceriaan wajah-wajah yang siap
untuk bertugas kembali. Pagi hingga siang ini tim kembali dibagi 2, tim 1 akan
menyisir jalur patroli ke karang copong kemudian membersihkan sampah sepanjang
pantai karang copong, sementara tim 2 diseberangkan menuju pos Cibom. Di cibom
tim diseberangkan kedaratan dengan menggunakan boat patroli peucang. Diawali
dengan menyisir area sekitar pos cibom hingga mck, kemudian melanjutkan
menyisir jalur patroli menuju Tanjung Layar. Cukup banyak sampah yang terdapat
sekitar pos cibom dan padang rumput di Tanjung Layar yang merupakan jalur
wisata. Kemudian sampah paling banyak adalah dibagian pinggir laut . dan untuk
hari ini tim 1 dan 2 hanya mengumpulkan sampah sebanyak kantong yang tersisa
yaitu masing-masing 9 kantong sampah. Ini akan jadi bahan evaluasi nantinya
karena ternyata persediaan kantong sampah harus lebih banyak dari yang
diperkirakan.








Siang
hari kedua tim kembali ke Resort Peucang untuk makan siang dan packing, bersiap
untuk kembali ke Taman Jaya. Sambil menunggu kapal Panaitan yang akan datang
menjemput, tim mengisi waktu dengan kegiatan santai. Ketika kapal Panaitan
datang, sebagian sampah dipindah ke kapal Panaitan dan tim 1 menumpang kapal
Panaitan, sementara sebagian sampah dan tim 2 tetap menggunakan Kapal RPU. Dukungan
transportasi kapal dari YABI dan Balai TNUK ini sangat membantu pergerakan
kegiatan Srikandi Nusantara ini, begitu juga pengerahan petugas di lapangan. Dan
siang di hari jumat tim bergerak kembali ke Taman Jaya untuk melanjutkan
kegiatan berikutnya.

Sesampainya
di dermaga Taman Jaya tim menurunkan kerir dan perlengkapan masing-masing di
kantor Seksi II kemudian bersam-sama mengangkut sampah dari kapal ke tempat
penampungan sementara di dekat dermaga. Kasie II Handeuleum pak Ujang dan
Karest Karang Ranjang Pak Nana turut membantu proses penurunan dan pemindahan
sampah ini. Selanjutnya tim mendirikan camp di depan kantor Seksi II dan
berisitirahat. Dan tentunya menghabiskan sisa waktu petang itu dengan
berphoto-photo dengan latar sunset yang sayang untuk dilewatkan.
Malam
tim 1 dan 2 istirahat , sementara itu tim 3 pukul 07.00 wib berkumpul di
terminal kampung rambutan untuk kemudian melewati malam dengan perjalanan
panjang menuju Taman Jaya.
DAY
5
Pukul
05.30 wib tim 3 sampai di Taman Jaya dan langsung mendirikan tenda di camp
ground bergabung dengan tim 1 dan 2. Sejenak istirahat dan seluruh tim sarapan
sebelum melanjutkan kegiatan di hari ke-5. Sementara yang lain bersiap-siap
untuk berangkat ke lapanagn, 2 orang
anggota tim 2 menyiapkan ruangan untuk kegiatan workshop tentang sampah yang
akan diikuti oleh perwakilan dari masyarakat.
Tim
berangkat menuju Pos Resot Legon Pakis pada pukul 08.00 dengan diangkut
menggunakan kendaraan operasional YABI dan mobil pribadi milik Pak Diding. Di resort
Legon Pakis tim Srikandi Nusantara bergabung dengan staf resort, tim RPU dan
tim JRSCA kemudian mendapat arahan dari kepala resort Legon Pakis Pak Djajuli. Kemudian
tim gabungan bersama-sama melakukan operasi bersih menyisir pantai Legon Pakis
menuju Cilintang. Sampai titik terakhir setelah jembatan Cilintang, tim
berhasil mengumpulkan sebanyak 16 kantong sampah.


Sementara
itu di kantor seksi II kegiatan workshop tentang sampah pun berjalan dengan
cukup seru dengan diskusi-diskusi, kegiatan ini diikuti oleh 24 orang perwakilan
dari masyarakat, karang taruna dan dihadiri juga oleh perwakilan dari WWF. Diharapkan
dari workshop ini bisa mendorong masyarakat untuk bisa memahami tentang
pengelolaan sampah dan mengurangi dampaknya yang mencemari dan merusak
lingkungan. Dan tentunya ini harus menjadi program berkelanjutan. Demikian yang
diharapkan juga oleh Teh Inuy (Siti Nuraeni) pemateri yang sudah rela jauh-jauh
datang dari Bandung, dengan menyematkan pesan untuk Srikandi Nusantara agar
tidak berhenti sampai disini melakukan kegiatan terkait masalah sampah ini. Sayangnya untuk sesi kedua yaitu pemanfaatan
sampah menjadi barang daur ulang hanya diikuti oleh seluruh tim Srikandi
Nusantara, karena sosialisasi yang kurang sehingga tidak dihadiri oleh ibu-ibu
dan anak sekolah yang tadinya diharapkan bisa berbagi nantinya tentang
kerajinan daur ulang tersebut.




Kegiatan
workshop daur ulang diikuti dengan sangat antusisan oleh tim Srikandi
Nusantara. Rasa lelah selama seminggu dan tim 3 yang baru datang belum
beristirahatpun mengikuti workshop ini dengan penuh semangat. Teh Juni yang
memberikan materi di workshop tersebut juga jadi sangat bersemangat menularkan
pengetahuannya kepada srikandi nusantara. Dan hari ke-5 pun dilewati masih
tetap dengan keceriaan dan semangat yang luar biasa. Secara keseluruhan hari
ini kegiatan berjalan lancar dan tidak menemukan halangan yang berarti.



Sore
hari dilewati dengan masak-masak di depan tenda dan menikmati sunset yang tetap
indah di hari yang cerah. Dan keindahan sunset sore itu diwarnai kegembiraan
dengan kehadiran pembina Srikandi Nusantara yang juga adalah tokoh Lingkungan
hidup Bunda Ully hary Rusady. Beliau berusaha untuk datang jauh-jauh dari
Jakarta didampingin oleh tim Garuda Nusantara demi memberikan semangat dan
dukungan buat anak-anaknya Srikandi Nusantara. Dan suasana di dermaga pun
menjadi seru dengan sesi photo-photo bersama.

Keseruan
lainnya berlanjut di malam hari, di sesi sarasehan yang seharusnya dihadiri
juga oleh perwakilan dari masyarakat, namun hanya di wakili oleh Karang taruna
dan beberapa orang staff kantor seksi. Dengan menghadirkan Bunda Ully, Kasie II
Handeuleum, Teh Inuy, kang Ozi WWF terjadi diskusi-diskusi ringan tentang
sampah dan lingkungan di sekitar kawasan Taman Nasional setelah mendengarkan
arahan Bunda Ully tentang Lingkungan Hidup. Meski kantuk mulai menyerang namun
semangat tetap terlihat di wajah seluruh peserta yang hadir. Dan malam itu
Bunda Ully menutup kegiatan dengan performancenya yang luar biasa, melantunkan
tiga buah lagu ciptaannya dengan petikan gitar miliknya. Seluruh peserta yang
hadir terhipnotis dengan lagu tersebut .
DAY
6
Cerita
Jelajah Rumah Badak dan bersih pantai Srikandi Nusantara dalam rangka
memperingati Womans march atau Hari Perempuan sedunia hari ini diakhiri dengan
penanaman pohon dan bersih pantai di Taman Jaya. Pagi sekali tim srikandi
Nusantara telah bangun dan bersiap untuk menutup kegiatan hari ini. Begitu pun
dengan Bunda Ully yang pagi-pagi dengan semangatnya telah siap untuk menanam
pohon dan memberikan dukungan semangat pada Srikandi Nusantara. Di dampingi oleh
Kasie dan perwakilan dari Karang taruna Taman Jaya Srikandi Nusantara melakukan
penanaman pohon dan bersih pantai .
Tanpa perlu banyak seremonial dan dihadiri undangan-undangan atau acara
formal lainnya, kegiatan ini berjalan dalam senyap dan diwarnai keceriaan dan
semangat yang tak pernah mati , hanya aksi tanpa banyak bicara. Dengan harapan
ke depannya bisa tetap dapat dilaksanakan secara berkelanjutan. Tak ada gading
yang tak retak, begitu pula tak ada yang sempurna, namun dengan segala
kekurangan dan keterbatasan yang ada kegiatan ini telah berjalan dengan baik
dan semoga bisa memotivasi siapapun untuk peduli terhadap sampah, menyadari
untuk tidak lagi membuang sampah ke pantai atau laut, atau dimanapun tempat
wisata pantai dan laut. Karena dampaknya bukan hanya terhadap lingkungan
sekitar tetapi juga terhadap ekosistem di lautan.
Usai
sudah cerita Jelajah Rumah Badak dan bersih pantai Srikandi Nusantara di Taman
Nasional Ujung Kulon bersama Balai TNUK, WWF, YABI, dan Karang Taruna Taman Jaya.
Tim Srikandi Nusantara menyerahkan sampah yang diperoleh kepada Karang Taruna
untuk ditindaklanjuti bersama, dan kemudian tim kembali ke Jakarta dan daerah
masing-masing. Esok jumpa lagi dalam episode sampah berikutnya yang
berkelanjutan dan kegiatan lainnya masih untuk semangat yang tak pernah mati
serta bersama berbuat dan peduli.
Photo : Dokumentasi Srikandi Nusantara