Setelah
di Tahun 2015 melakukan Pengibaran Bendera Merah Putih berukuran 15 x 30 m di
ketinggian 300m Gunung Bongkok, dan pada Tahun 2016 bersama Indonesia Climbing
Expedition (ICE) Jakarta di Tebing Cupu Gunung Parang, maka untuk memperingati
Hari Kemerdekaan 17 agustus 2017 ICE Purwakarta kembali melakukan pengibaran
bendera di ketinggian Gunung Parang. Pelaksanaan pengibaran bendera ini
bekerjasama dengan Srikandi Nusantara, Aspala dan Brimob Den B Jawa Barat.
Awalnya yang menjadi target adalah dinding di Tower 1, namun sayang menghadapi
kendala Tim harus banyak memasang Hanger yang baru dan ini akan memakan waktu
dan persiapan yang cukup lama. Atas pertimbangan waktu dan persiapan
perlengkapan, maka diputuskan untuk mengibarkannya di Tower 3 melalui Jalur Via
Ferrata.
Jalur
Via Ferrata adalah satu-satunya yang ada di Indonesia yang merupakan Jalur Via
Ferrata tertinggi kedua di Asia yaitu mencapai ketinggian lebih 700m. Via
Ferrata berasal dari bahasa Itali yang artinya adalah Jalur Besi, yang dipasang
untuk memanjati ketinggian tebing yang vertikal. Jalur Via Ferrata ini sekarang
menjadi wisata baru di Purwakarta . Gunung Parang yang merupakan Tebing tempat
pemanjatan dan berlatih bagi para pemanjat tebing kini pemanjatannya bisa
dilakukan oleh siapapun melalui jalur ini.
Tim
mulai melakukan pemanjatan pada pagi hari, dengan membawa bendera Merah Putih
berukuran 15 x 30 m dan perlengkapan untuk pemanjatan . Tim dibagi menjadi 2
kelompok yaitu tim pemasangan Tali dan bendera dan tim pengibar bendera.
Barangkali banyak yang berpikir bahwa pemanjatan melalui Via Ferrata ini
tentunya sangat mudah karena sudah ada tangga dan menggunakan pengaman. Tetapi
tidaklah semudah yang dibayangkan, karena harus benar-benar Safety, dengan
memasang pengaman secara bergantian pada tangga di setiap pemanjatan.
Jalur
Via Ferrata yang digunakan adalah Jalur di Tower 3 yang baru sampai ketinggian
500m, pengerjaannya masih digarap untuk mencapai puncak. Jalur Via Ferrata ini
dikelola oleh Skygers, Sekolah Panjat Tebing tertua di Indonesia. Untuk wisata
pemanjatan ini dilakukan secara bertahap dari ketinggian 100m, 150m, 300m, 500m
hingga 700m yang terdapat di Tower 1, 2 dan 3. Sementara untuk pengibaran
bendera di Tower 3 ini pemanjatan langsung menuju area pengibaran bendera di
ketinggian 400m. Dinding Vertikal telah menanti dihadapan kami, meski
menggunakan pengaman dan telah biasa melakukan pemanjatan tebing di jalur
pemanjatan biasa, tetap terasa hati ini agak sedikit ciut diketinggian. Namun
ketika telah memanjat sekitar 200m, mulai terasa nyaman dan terbiasa. Tak
sampai 1 jam tim telah sampai di area pengibaran bendera. Di dinding vertikal
ini hanya tersedia teras kecil berukuran sekitar 1x3m dimana terdapat 2 pohon
dan sedikit tumbuhan perdu. Beristirahat sejenak bersandar pada dinding tebing
vertikal dan tetap menautkan pengaman di tangga besi dan hanger, menatap
keindahan dibawah yang begitu terasa luar biasa. Dari ketinggian ini terlihat
persiapan upacara peringatan detikdetik Proklamasi Kemerdekaan di lapangan desa
Cihuni, kota Purwakarta dan hamparan Waduk Jatiluhur.
Setelah
mempersiapkan posisi bendera pada dinding tebing berikut tali-tali pengamannya,
bendera Merah Putih pun digelar dan dikibarkan di didinding Tebing Gunung
Parang diketinggian 400m dari permukaan tanah. Tanpa liputan tanpa keramaian,
namun terasa sangat hikmat dan Lagu Indonesia Raya bergema di hati dan dada
seluruh anggota tim. Biarkan ini tercatat di hati kami semua dan kelak menjadi
cerita bagi generasi penerus kami. Hal yang dilakukan ini bukanlah apa-apa
dibanding apa yang sudah dilakukan oleh para pejuang, namun ini adalah
penghargaan kami buat mereka semua
Setelah
Pengibaran bendera selesai, Tim bergerak turun kembali ke basecamp, sementara
Bendera tersebut akan kembali diturunkan pada sore hari. Pergerakan turun
kembali kebawah tebing ternyata membutuhkan energi yang lebih dan waktu yang
lebih lama, karena berbeda dengan pada saat naik, dimana kita hanya butuh
melihat jalur tangga yang berada didepan atas kita, sementara sebaliknya pada
saat turun energi terkuras untuk memindahkan pengaman sekaligus melihat kebawah
kepijakan kaki. Setidaknya butuh waktu 1,5 jam buat Tim sampai kembali ke bawah
tebing.
Dan
beruntung, setidaknya hari ini tim support yang berada di bawah diizinkan dan diperbolehkan
juga untuk mencoba memanjat melalui jalur ini hingga ketinggian 150m. Ini adalah
kado untuk Hari Kemerdekaan buat kami, karena jika memanjat melalui prosedur
wisata tentunya akan dikenakan biaya. Buat yang tertarik untuk mecoba tantangan
memanjat melalui Jalur ini bisa mencoba dengan ketinggian yang sesuai yaitu
100m, 150m, 300m, 500m dan 700m. Biaya yang dikenakan adalah berkisar dari
65.000 hingga 650.000, dimana semua itu termasuk Guide, peralatan panjat
safety, makan dan asuransi.
Tertarik
untuk mencoba? Berikut Rute menuju lokasi dan tips untuk melakukan pemanjatan
melalui Jalur Via Ferrata ini
Rute
menuju lokasi dari Jakarta, menggunakan kendaraan umum yaitu bus jurusan
Jakarta – Purwakarta dengan tiket bis seharga Rp.20.000. Kemudian turun di
Ciganea dan melanjutkan ke Plered dengan menggunakan angkot berwarna hijau dengan
tarif berkisar 5000 hingga 7000 rupiah. Dari Plered bisa menggunakan angkutan
desa jurusan Desa Cihuni atau Gunung parang dengan ongkos 15.000 rupiah atau
menggunakan ojek berkisar antara 25.000 hingga 35.000.
Tips
untuk melakukan pemanjatan :
1.
Pilihlah waktu
yang tepat untuk melakukan pemanjatan, misal pada pagi hari sebelum matahari
terbit, sehingga saat mencapai ketinggian diatas 100m bisa menyaksikan matahari
terbit dari ketinggian.
2.
Gunakan pakaian
yang tidak ketat atau yang memberi keleluasaan untuk bergerak sehingga tidak
menghambat pergerakan pada saat memanjat, sebaiknya gunakan baju lengan
panjang, karena matahari akan terasa sangat terik saat berada di atas.
3.
Gunakan sarung
tangan untuk memegang tangga besi untuk menghindari lecet atau terluka.
4.
Patuhi peraturan
dan arahan dari Guide dalam hal penggunaan peralatan safety untuk keamanan dan
keselamatan diri sendiri.
5.
Bawalah bekal
makanan dan minuman di dalam mini backpack yang bisa terkunci dengan baik
dipunggung sehingga tidak menggangu pergerakan, dan di atas tidak mengalami
dehidrasi akibat kepanasan dan kekurangan minum.
Pemanjatan
tebing melalui jalur Via Ferrata ini bisa dilakukan oleh siapapun yang ingin
mencoba tantangan diketinggian, tanpa harus menjadi seorang pemanjat tebing. Dan
ini telah menjadi salah satu wisata yang memberikan pengalaman tersendiri
tentunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar