Tentang Terumbu Karang
Rusaknya
Terumbu Karang di perairan Raja Ampat akibat sebuah Kapal Pesiar telah
menyebabkan kehancuran dalam jumlah yang luar biasa dalam sekejap, tapi
sesungguhnya Terumbu Karang di Indonesia telah lama pelan-pelan terkikis oleh
berbagai penyebab. Kerusakan Terumbu
Karang disebabkan oleh ;
1.
Faktor fsikis
yang dipengaruhi oleh perubahan suhu dan kondisi cuaca.
2.
Faktor Biologi,
dimana ekosistem yang tidak seimbang, meningkatnya populasi Bulu Seribu dan
Bulu Babi yang memangsa karang.
3.
Penyebab paling
dominan adalah yang disebabkan oleh manusia, yaitu;
-
Adanya pengambilan
secara besar-besaran Terumbu karang dan bunga karang untuk keperluan
perdagangan.
-
Pengambilan terumbu
karang yang mati untuk bahan bangunan.
-
Melakukan penangkapan
ikan dengan cara-cara yang merusak dan menghancurkan ekosistem laut seperti
menggunakan sianida, alat listrik dan lain-lain.
-
Wisatawan yang
datang dan berperilaku tidak bijak dengan membuang dan meninggalkan sampah di
kawasan pantai dan lautan.
-
Wisatawan yang
melakukan snorkling dengan cara yang tidak tepat, menginjak-injak gugusan
terumbu karang dibawah permukaan laut.
-
Adanya pencemaran
limbah baik dari industri maupun rumah tangga.
Padahal Terumbu karang sendiri mempunyai fungsi dan
manfaat serta arti yang amat penting bagi kehidupan manusia baik segi ekonomi
maupun sebagai penunjang kegiatan pariwisata. Manfaat tersebut antara lain:
-
Proses kehidupan yang memerlukan waktu yang sangat lama untuk tumbuh dan
berkembang biak untuk membentuk seperti kondisi saat ini.
-
Tempat tinggal, berkembang biak dan mencari makan ribuan jenis ikan, hewan
dan tumbuhan yang menjadi tumpuan kita.
-
Sumberdaya laut yang mempunyai nilai potensi ekonomi yang sangat tinggi.
-
Sebagai laboratorium alam untuk penunjang pendidikan dan penelitian.
-
Terumbu karang merupakan habitat bagi sejumlah spesies yang terancam punah
seperti kima raksasa dan penyu laut
-
Dari segi fisik terumbu karang berfungsi sebagai pelindung pantai dari
erosi dan abrasi, struktur karang yang keras dapat menahan gelombang dan arus
sehingga mengurangi abrasi pantai dan mencegah rusaknya ekosistim pantai lain
seperti padang lamun dan mangrove.
-
Terumbu karang merupakan sumber perikanan yang tinggi. Dari 130an jenis
ikan yang bernilai ekonomi di Indonesia, 32 jenis diantaranya hidup di terumbu
karang, berbagai jenis ikan karang menjadi komoditi ekspor. Terumbu karang yang
sehat menghasilkan 3 – 10 ton ikan per kilometer persegi pertahun.
-
Keindahan terumbu karang sangat potensial untk wisata bahari. Masyarakat
disekitar terumbu karang dapat memanfaatkan hal ini dengan mendirikan
pusat-pusat penyelaman, restoran, penginapan sehingga pendapatan mereka
bertambah.
Namun sayangnya hanya sekitar 30% saja terumbu karang
di Indonesia yang masih bagus kondisinya. Menurut studi yang dilakukan oleh
COREMAP (2000), menyimpulkan bahwa kondisi terumbu karang Indonesia yang masih
“sangat bagus” hanya 6,1% dan yang berstatus “bagus” hanya 22,68%. Selebihnya
dalam kondisi Rusak (31,46%) dan rusak berat (39,76 %).
Terumbu karang (coral reef)
di Indonesia
merupakan yang terkaya di dunia disebabkan Indonesia adalah negara Maritim
terbesar didunia. Diperkirakan dari total luas terumbu karang di dunia yang
mencapai 284.300 km2, 18 % (85.200 km2) diantaranya berada di wilayah
Indonesia. Terumbu karang Indonesia juga memiliki keanekaragaman hayati
tertinggi di dunia dengan lebih dari 18% terumbu karang dunia, serta lebih dari
2.500 jenis ikan, 590 jenis karang batu, 2.500 jenis moluska, dan 1.500 jenis
udang-udangan. Sejauh ini telah tercatat lebih dari 750 jenis karang yang
termasuk kedalam 75 marga terdapat di Indonesia.
Terumbu karang Indonesia juga termasuk dalam wilayah
segitiga karang dunia (coral triangel) yang merupakan pusat
keanekaragaman hayati dunia. Segitiga karang meliputi Indonesia, Philipina,
Malaysia, Timor Leste, Papua New Guinea dan Kepulauan Salomon. Jika ditarik
garis batas yang melingkupi wilayah terumbu karang di ke-6 negara tersebut maka
akan menyerupai segitiga. Itu sebabnya wilayah tersebut disebut sebagai
segitiga karang dunia (coral triangle). Total luas terumbu karang di
coral triangle sekitar 75.000 Km2.
Kawasan di Indonesia yang memiliki terumbu karang yang
cukup baik diantaranya adalah Kepulauan Raja Ampat di Papua Barat. Berdasarkan
sebuah kajian ekologi yang dipimpin oleh The Nature Conservancy (TNC)
dengan melibatkan para ahli terumbu karang dan ikan dunia pada tahun 2002,
ditemukan sekitar 537 jenis karang dan 1074 jenis ikan di kepulauan Raja Ampat.
Ini berarti Kepulauan Raja Ampat merupakan kepulauan dengan jumlah jenis
terumbu karang tertinggi di dunia.
Jumlah jenis terumbu karang di Raja Ampat tersebut
merupakan 75% dari seluruh jenis terumbu karang dunia yang pernah ditemukan.
Walaupun kepulauan Carribean di Amerika tengah dan Great Barrier Reef Marine
Park di Australia sangat terkenal, kedua kawasan tersebut hanya memiliki
sekitar 400 jenis karang.
Jadi adalah sebuah kerugian yang sangat besar ketika
Raja Ampat mengalami kerusakan beberapa saat yang lalu. Butuh waktu yang sangat
panjang dan bertahun-tahun untuk mengembalikan keindahan dan ekosistem yang
utuh seperti semula. Adalah tugas yang tidak mudah dan harus terus mendapatkan
perhatian dari pemerintah dan pihak terkait.
Bagaimana Cara
Melestarikan Terumbu Karang
Kerusakan terumbu karang sebagai habitat bagi banyak
hewan laut harus mendapat perhatian yang berkelanjutan. Saat terumbu karang
mengalami kerusakan, makan Biota yang hidup di dalamnya. Untuk merehabilitas
ekosistem terumbu karang yang sudah rusak harus dilakukan budidaya terumbu
karang, dan cara yang paling efektif adalah dengan melakukan transplantasi
karang. Cara dan prosesnya adalah sebagai berikut ;
1.
Memilih dan menentukan lokasi Terumbu karang. Hal ini penting karena proses
pertumbuhan terumbu karang yang sangat panjang dan lama, membutuhkan lokasi
dimana bisa meminimalisir kandungan mikro alga dan penyakit karang lainnya.
2.
Selektif dalam memilih bibit karang. Bibit karang yang sehat adalah yang
berwarna cerah dan tegas.
3.
Meminimalisir stress pada bibit terumbu karang. Proses transplantasi yang
tidak benar bisa menyebabkan stres dan kegagalan pada pertumbuhannya. Gunakan wadah
plastik untuk meletakkan bibit terumbu karang setelah diambil dan diangkat dari
asalnya.
4.
Melakukan pemantauan dan perawatan terhadap bibit terumbu karang. Hal ini
harus dilakukan secara berkala, untuk menjaga kesehatan bibit terumbu karang,
karena bibit yang sudah terjangkit penyakit tidak akan bisa tumbuh sehat lagi,
dan harus dilakukan pemotongan sebelum menyebar.
5.
Memilih metode transplantasi yang tepat. Untuk budi daya yang bertujuan
merehabilitas terumbu karang yang rusak, digunakan beton, karena lebih baik
daripada rak, jaring atau substrat, karena sangat kuat dan kokoh untuk menahan
pertumbuhan terumbu karang. Selain itu secara alami dapat menjadi tempat
pertumbuhan larva karang dan penempelan karang.
6.
Menjaga ekosistem bibit terumbu karang dari pencemaran lingkungan
7.
Melibatkan peran serta masyarakat.
Budi Daya
Terumbu Karang oleh Komunitas Paniis Lestari di kawasan Pulau Badul
Komunitas Paniis Lestari adalah kelompok masyarakat di
desa Paniis kawasan Taman Nasional Ujung Kulon, yang dibina dan didampingi oleh
WWF untuk melakukan budi daya Terumbu karang sejak tahun 2002. Tempat yang dipilih adalah Pulau Badul yang
berada di perairan kawasan Taman Nasional Ujung Kulon.
Kegiatan pembibitan Terumbu Karang ini dilakukan oleh
Paniis Lestari di pinggiran pantai Paniis, yang kemudian nnatinya akan
dipindahkan ke perairan Pulau Badul sekitar 30 menit dari sana. Jenis terumbu
karang yang dibudidayakan ada 2 jenis yaitu Karang Cemara dan Jamur, yang
pertumbuhannya sangat cepat.
Penanaman dilakukan dengan cara menempelkan bibit
karang yang distek atau dipotong dari indukan karang hasil budidaya pada media
substrat. Bagian berlendir hasil potongan itu kemudian ditempel ke semacam batu
pipih dan diikat dengan pita kole agar potongan koral tidak terbawa arus laut.
Bibit Terumbu karang yang telah ditarnsplantasi
disusun dan diletakkan di dalam perairan pantai yang memiliki kondisi stabil. Sekitar
2 minggu biasanya bibit telah menempel sempurna dan tumbuh. Bibit bibit karang
yang menempel dan tumbuh di media yang berupa batu pipih ini selanjutnya
diangkut dan dibawa ke perairan Pulau Badul. Kemudian, bibit karang diletakkan
di atas rak beton yang telah diletakkan di permukaan dasar laut, sekitar tiga
meter kedalamannya karena terumbu karang hanya bisa hidup di bagian laut yang
ditembus sinar matahari. Setiap rak berisi 25 koloni terumbu karang.
Semua koloni terumbu karang ditandai dengan “geo
tagging” dan diukur pertumbuhannya serta dampaknya terhadap keberagaman hayati
ikan-ikan di sekitarnya. Jika pemantauan dilakukan dengan baik, pertumbuhan
Bibit terumbu karang ini akan sangat cepat. Tumbuh menjadi terumbu karang yang
sangat cantik dan indah, dan menjadi tempat tinggal berbagai biota laut.
Semoga
kita pun sebagai pengunjung di kawasan pantai dan lautan bisa menjadi lebih
bijak dengan melakukan wisata sadar lingkungan. Sehingga bisa bersama-sama
mendukung pelestarian alam dengan cara dan tindakan masing-masing.
Catatan
kecil :
Ingin
turut serta dan membantu penanaman bibit terumbu karang ini sambil menikmati
indahnya terumbu karang di sekitar Pulau Badul yang berada di perairan kawasan
Taman Nasional Ujung Kulon ini? Bisa hubungi penulis yaa..... Salam Lestari !
(dari berbagai sumber)
Foto : Andre Crespo dan koleksi Dinny
Tidak ada komentar:
Posting Komentar