Taman
Wisata Alam Rimbo Panti adalah bagian dari Cagar Alam Rimbo Panti. Rimbo atau Hutan belantara yang terdapat di
kecamatan Panti Kabupaten Pasaman Timur ini sejak lama terkenal sebagai Hutan
yang terjaga kelestariannya. Dahulu melalui Rimbo ini rasanya sangat
menakutkan, namun kini Jalan raya yang melaluinya terkesan sangat bersahabat
dan menyejukkan sehingga orang pun tak lagi takut melaluinya, bahkan banyak
pasangan-pasangan muda yang terlihat berdua-dua-an dipinggir jalan di tepi
Rimbo itu.
Rimbo
Panti bisa dicapai dari Kota Padang dengan jarak sekitar 180 km melalui ibukota
Pasaman Timur yaitu Lubuk Sikaping. Perjalanan selama kurang lebih 3 jam akan
terasa menyenangkan karena menjelang kota Lubuk Sikaping pun kita akan disuguhi
pemandangan yang indah , sungai yang mengalir jernih, belantara hijau yang
menyejukkan diantara jalan berkelok-kelok yang sangat bersih dan indah. Jika dari
arah Pasaman Barat, Rimbo Panti bisa
dicapai melalui Simpang IV ke arah
Nagari talu dan terlebih dahulu melewati Nagari Cubadak yang terkenal dengan
kerajinan Pisau dan Golok nya.
Cagar
alam Rimbo Panti seluas 3.120 hektar merupakan habitat bagi banyak spesies
hewan dan tumbuhan langka dan dilindungi . Diantara spesies tumbuhan tersebut
adalah bunga bangkai (Amorphophalus titanum), bunga raksasa (Rafflesia arnoldi),
berbagai jenis anggrek serta pohon Andalas (Morus macroura). Sementara Satwa langka dilindungi dan endemik juga ada
di sini, berbagai spesies burung misalnya salah satunya yaitu Burung kuau (Argusianus argus), Anggang
tanduak (Buceros rhinoceros), Alang sarok (Ictinaetus malayanus), dan Raja
udang (Ceyx erithacus). Dari keluarga mamalia, Rimbo Panti juga menjadi habitat
bagi Beruang madu (Helarctos malayanus), Kukang (Nycticebus coucang), kancil
(Tragulus javanicus), hingga Harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae).
Memasuki
Taman Wisata alam Rimbo Panti kesejukan mulai terasa ketika menembus rimbun
pepohonan disisi kiri kanan jalan. Sebagian dahan-dahan pohon-pohon besar Dari 3.120
hektar wilayah Cagar alam tersebut 570 hektar diantaranya adalah ekosistem yang
memiliki potensi wisata ekologi atau saat ini sedang berkembang pesat yaitu
Ekoturism yaitu wisata berbasis lingkungan. Untuk itu dijadikanlah lahan seluas
570 hektar menjadi Taman Wisata Alam, yang masuk dalam daftar Taman Wisata Alam
di Indonesia.
menyatu
seperti membentuk atap diatas jalan raya. Ketika turun dari kendaraan di area
parkir, terlihat beberapa ekor monyet ekor panjang (macaca) berloncatan dari
dahan-dahan pohon. Mereka terlihat sudah terbiasa dengan kehadiran pengunjung
di sana, namun tetap menjaga jarak.
Bagian
dari Taman Wisata alam Rimbo Panti yang paling menarik adalah kolam- kolam air
panas yang seolah tiada henti mengalir dari perut bumi. Seperti masuk ke kawah
belerang yang penuh uap, namun kolam air panas ini bukanlah kolam air panas
yang mengandung belerang seperti kawah-kawah gunung. Kemungkinan panasnya
berasal dari panas bumi. Beberpa pengunjung terlihat membawa telur dan
merendamnya di dalam kolam air panas yang bersuhu 100 derajat tersebut. Sekitar
10-15 menit telu-telur tersebut sudah matang. Itulah salah satu keasikan para
pengunjung yang datang berlibur disana.
Selain
itu pengunjung bisa beristirahat dan menikmati keindahan dan kesejukan Rimbo
Panti ditempat-tempat yang telah disediakan atau di dahan-dahan pohon yang
tumbuh menjalar ke bawah. Akan betah sekali berlama-lama berada di dalam
kawasan Taman Wisata Alam Rimbo Panti ini. Jika lapar dan tidak membawa bekal
maka sekitar Cagar alam Rimbo Panti banyak tersedia pondok-pondok untuk berburu
kuliner atau makanan.
Taman
Wisata Alam dan Cagar Alam ini secara keseluruhan akan tetap terjaga
kelestariannya jika semua memiliki komitmen yang sama untuk bersama-sama
menjaga lingkungannya. Ancaman penebangan liar dan pemburuan hewan-hewan di
dalamnya bisa saja terjadi karena pengawasan yang kurang ketat dan asal-asalan.
Pengunjungpun bisa memberi kontribusi yang berdampak buruk seperti membuang sampah
sembarangan sehingga wilayah Taman Wisata alam tersebut terlihat kotor dan
merusak ekosistem di dalamnya. Semoga julukan “Permata Hijau di Pasaman Timur”
tetap menjadi julukan yang pantas adanya untuk kurun waktu yang tidak terbatas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar