Jika
berkunjung ke Kota Luwuk Kabupaten Banggai – Sulawesi Tengah, maka datanglah ke
salah satu tempat yang menyimpan pesona di ujungnya, Air Terjun Salodik.
Berjarak sekitar 20 km lebih dari Kota Luwuk atau kurang dari satu jam
perjalanan. Bisa menggunakan motor atau mobil, kita akan melalui jalan trans
poros Luwuk yang berada ditengah belantara dan perkebunan milik rakyat. Mata akan
dimanjakan oleh hijaunya hamparan bebukitan seluas mata memandang.
Air
Terjun Salodik berada tidak jauh sebelum memasuki Desa Salodik, yang berada di
tengah-tengah kawasan cagar alam Lombuyan yang terdiri dari bebukitan. Kesejukan
Hutan Hujan tropis akan menyambut langkah kita ketika memasuki kawasan ini. Biaya
tiket masuk ke tempat wisata Air Terjun Salodik terbilang cukup murah hanya Rp.
1000 (2013), dan tentunya ini harus seimbang dengan sikap dan perilaku kita
terhadap lingkungan sekitar dengan tidak membuang sampah sembarangan.
Air
Terjun Salodik yang bertingkat-tingkat ditengah-tengah belantara terasa sangat
sejuk. Sungainya yang berwarna jernih, hijau kebau-abuan membuat kita ingin
berenang dan berendam berlama-lama di dalamnya. Bahkan banyak pengunjung yang
berulang-ulang terjun di bagian yang tinggi dan dibawahnya seperti sebuah kolam
yang dalam.
Konon
ceritanya dahulu masa pendudukan Belanda, pernah dibangun sebuah rumah atau
semacam cottage disini, dan bekas reruntuhannya masih ada. Fasilitas yang ada
cukup untuk menerima pengunjung yang datang, dengan adanya bangunan-bangunan
saung untuk istirahat dan berteduh, serta tempat bersih-bersih dan ganti
pakaian. Banyak tempat untuk pengambilan gambar dengan sudut terbaik bagi
penggemar photograpy.
Rasanya
tak akan pernah bosan mendatangi tempat ini. Dan Air Terjun ini adalah salah
satu tempat pelarian ketika jenuh melanda, bagi peserta Ekspedisi NKRI 2013
Koridor Sulawesi Subkorwil Luwuk Banggai, yang Pos Kotis atau basecampnya
berada di desa Salodik. Pergi tanpa niat mandi dan berenang, tetapi selalu
pulang dengan keadaan basah kuyup karena tak dapat menahan diri untuk tidak
menceburkan diri ke dalam sungainya yang sejuk dan jernih .
Jika
ingin melihat dan menikmati curahan air terjunnya yang lebih tinggi lagi, maka
harus menuruni pinggiran area , yang tidak ada jalan. Untuk yang dibawah ini
sepertinya memang belum dibuka dan dibuatkan jalur. Hanya rasa penasaran yang
membuat aku dan seorang kawan ekspedisi untuk menuruninya dengan berpegangan
pada batang-batang pohon. Dan rasa penasaran itu benar-benar terjawab dengan
air terjun yang lebih indah lagi.
3 komentar:
Baca ini aku sambil ngebayangin kalo aku ikut nyebur ke airnya yang cantik hehee
hehe..... bnyk kenangan disini raa, terakhir becanda2 dgn dua org rekan dr paskhas, yg gugur ktka melakukan perjalanan sbg timjah ekspedisi NKRI
Keren keren tulisannya mba
Posting Komentar