Selasa, 01 Desember 2015

AIR TERJUN SALODIK, PESONA DI UJUNG KOTA LUWUK



Jika berkunjung ke Kota Luwuk Kabupaten Banggai – Sulawesi Tengah, maka datanglah ke salah satu tempat yang menyimpan pesona di ujungnya, Air Terjun Salodik. Berjarak sekitar 20 km lebih dari Kota Luwuk atau kurang dari satu jam perjalanan. Bisa menggunakan motor atau mobil, kita akan melalui jalan trans poros Luwuk yang berada ditengah belantara dan perkebunan milik rakyat. Mata akan dimanjakan oleh hijaunya hamparan bebukitan seluas mata memandang.




Air Terjun Salodik berada tidak jauh sebelum memasuki Desa Salodik, yang berada di tengah-tengah kawasan cagar alam Lombuyan yang terdiri dari bebukitan. Kesejukan Hutan Hujan tropis akan menyambut langkah kita ketika memasuki kawasan ini. Biaya tiket masuk ke tempat wisata Air Terjun Salodik terbilang cukup murah hanya Rp. 1000 (2013), dan tentunya ini harus seimbang dengan sikap dan perilaku kita terhadap lingkungan sekitar dengan tidak membuang sampah sembarangan.




Air Terjun Salodik yang bertingkat-tingkat ditengah-tengah belantara terasa sangat sejuk. Sungainya yang berwarna jernih, hijau kebau-abuan membuat kita ingin berenang dan berendam berlama-lama di dalamnya. Bahkan banyak pengunjung yang berulang-ulang terjun di bagian yang tinggi dan dibawahnya seperti sebuah kolam yang dalam.






Konon ceritanya dahulu masa pendudukan Belanda, pernah dibangun sebuah rumah atau semacam cottage disini, dan bekas reruntuhannya masih ada. Fasilitas yang ada cukup untuk menerima pengunjung yang datang, dengan adanya bangunan-bangunan saung untuk istirahat dan berteduh, serta tempat bersih-bersih dan ganti pakaian. Banyak tempat untuk pengambilan gambar dengan sudut terbaik bagi penggemar photograpy.





Rasanya tak akan pernah bosan mendatangi tempat ini. Dan Air Terjun ini adalah salah satu tempat pelarian ketika jenuh melanda, bagi peserta Ekspedisi NKRI 2013 Koridor Sulawesi Subkorwil Luwuk Banggai, yang Pos Kotis atau basecampnya berada di desa Salodik. Pergi tanpa niat mandi dan berenang, tetapi selalu pulang dengan keadaan basah kuyup karena tak dapat menahan diri untuk tidak menceburkan diri ke dalam sungainya yang sejuk dan jernih .




Jika ingin melihat dan menikmati curahan air terjunnya yang lebih tinggi lagi, maka harus menuruni pinggiran area , yang tidak ada jalan. Untuk yang dibawah ini sepertinya memang belum dibuka dan dibuatkan jalur. Hanya rasa penasaran yang membuat aku dan seorang kawan ekspedisi untuk menuruninya dengan berpegangan pada batang-batang pohon. Dan rasa penasaran itu benar-benar terjawab dengan air terjun yang lebih indah lagi.





3 komentar:

Unknown mengatakan...

Baca ini aku sambil ngebayangin kalo aku ikut nyebur ke airnya yang cantik hehee

mata lensa mengatakan...

hehe..... bnyk kenangan disini raa, terakhir becanda2 dgn dua org rekan dr paskhas, yg gugur ktka melakukan perjalanan sbg timjah ekspedisi NKRI

deni3gzz.blogspot.com mengatakan...

Keren keren tulisannya mba