Jumat, 10 Agustus 2018

MENIKMATI GEOWISATA LEUWI KENIT YANG TETAP CANTIK DI MUSIM KEMARAU (2)








Menurut beberapa orang, kenapa dinamakan Leuwi Kenit, konon ceritanya sesuai namanya tempat itu adalah merupakan tempat penyimpanan atau tempat untuk mendapatkan semacam jimat. Apapun dan entah benar atau hanya sekedar cerita, Leuwi Kenit sama sekali tak menggambarkan sesuatu yang berbau mistik atau semacamnya, melainkan memperlihatkan sejarah bebatuan purba yang terbentuk selama bertahun-tahun.

Selain menikmati keseruan River Tubing dan fasilitas lainnya seperti Via ferata dan Flying fox, kita juga dapat menikmati keseruan lainnya yaitu menyusuri sungai untuk menyaksikan keindahan bebatuan purba yang terdapat sepanjang sungai. Dan sekitar 300 meter dari area camp yang kami tempati menuju arah hilir atau Cingangsa, terdapat dinding tebing dengan keunikan bebatuan yang sangat indah. Jika kondisi biasa atau musim hujan bisa ditempuh dengan menggunakan perahu karet atau sambil ber-river tubing-ria. Namun pada musim kemarau justru menyusuri pinggiran sungai dengan berjalan kaki, banyak menemukan keunikan-keunikan bebatuan sedimen yang ada disana.










Pemandangan sepanjang jalur ini pun sangat sayang untuk dilewatkan begitu saja. Hamparan bebatuan yang bertebaran disepanjang sungai, air yang berwarna jernih kehijau-hijauan adalah perpaduan harmonisasi alam yang sangat indah.

Melewati jalan setapak, bebatuan dipinggir sungai kemudian memasuki hutan bambu, sepanjang jalur kita akan bisa melihat dinding tebing dengan bentuk bebatuan yang memukau. Batuan sedimen yang membentuk lapisan-lapisan unik itu sangat menarik perhatian siapapun yang berkunjung kesini. Ini merupakan pesona dan daya tarik tersendiri untuk geowisata Leuwi Kenit.

Kemudian di antara rumpun-rumpun bambu kita akan sampai pada dinding tebing yang disebutkan berbentuk ukiran-ukiran semacam tulisan kuno atau artefak. Lipatan-lipatan bebatuan purba ini membentuk lukisan alam yang sangat luar biasa. Jika diperhatiakn dengan seksama, ukiran-ukiran tersebut bukanlah merupakan tulisan tetapi bentukan bebatuan yang mungkin mengalami sedimentasi dengan proses yang tidak biasa. Lempengan tersebut berbentuk seperti gelombang laut yang membeku dan tercetak didalam endapan atau sedimentasi. Prof Teguh banyak bercerita tentang sejarah-sejarah yang kemungkinan terjadi di masa lampau.












Kemudian disungai pun kita akan menemukan banyak bentuk-bentuk batu yang unik yang mungkin pada jaman dahulu kala terlempar dan terlepas dari dinding-dinding akibat gempa atau hal lainnya. Bebatuan yang belipat-lipat pada dinding tebing ini disebutkan merupakan formasi bebatuan Jampang.

Karena penasaran dengan keunikan bebatuan ini aku pun mencoba bertanya pada beberapa teman dari jurusan Geologi dan mencari beberapa referensi terkait dengan bentukan tersebut. Dari gambar bebatuan yang ada di Leuwi Kenit dibandingkan dengan referensi yang didapat dimana terdapat kemiripan bentuk, maka kemungkinan ini adalah yang dinamakan Convolute Lamination.

Convolute lamination adalah laminasi yang tampak terlipat. Struktur ini muncul bukan karena perlipatan akibat gaya endogen, melainkan akibat adanya arus yang mengalir disekitarnya atau akibat proses dewatering / liquefaksi (sedimen kehilangan kandungan air secara tiba – tiba akibat gangguan). Kehilangan air yang tiba – tiba ini membuat sedimen kehilangan kekuatannya. Gangguan tadi berupa stress (tekanan) yang disebabkan oleh berbagai macam hal, salah satunya yang sering terjadi adalah gempabumi.










Apapun dan bagaimanapun penjelasannya, Leuwi Kenit patut untuk didatangi oleh para ahli Geologi yang nantinya bisa memberikan gambaran dan penjelasan yang sesungguhnya. Dan tentunya akan sangat membantu pengerak dan pengelola untuk bisa memberikan interpretasi dan penjelasan yang sebaik-baiknya bagi tamu yang berkunjung kemari.

Dan diluar ketertarikan terhadap sejarah  bebatuan purba tersebut, Leuwi kenit akan teap sangat menarik untuk dikunjungi dengan segala keindahan dan keunikannya. Ini adalah keajaiban bumi dimasa lampau yang tersisa, dan ini adalah kekayaan pariwisata di Indonesia, dan Sukabumi pantas untuk berbangga memiliki Geopark dengan hamparan Geowisata yang bertebaran begitu banyaknya.

Dan seperti yang Prof Uguh (Muhamad teguh) katakan “ Di sini Kemarau itu indah” adalah benar adanya. Leuwi Kenit tetap indah untuk dinikmati meski kemarau sekalipun.














Referensi