Selasa, 01 Desember 2015

PULAU DUA YANG TAK TERLUPA



Ketika menginjakkan kaki ke Kecamatan Balantak – Luwuk Banggai, tak terpikirkan untuk menyinggahi Pulau ini. Karena kami hanya melakukan penelitian untuk Potensi Bencana dan Geologi, di rangkaian kegiatan Ekspedisi NKRI Koridor Sulawesi. Kecamatan Balantak dan Kecamatan Bualemo adalah Kecamatan terakhir yang harus kami datangi saat itu, sebelum kembali ke Pos Kotis di Desa Salodik dan menjalani hari-hari terakhir di Tanah banggai.

Saat melakukan penelitian di Desa Kampangar dan Desa Batu Simpang, kami berhenti disebuah pantai, ujung dari jalan yang kami tempuh dengan menggunakan truk. Disanalah kami mencari informasi dari masyarakat sekitar tentang wilayah yang akan kami datangi. Ternyata kami bisa langsung menemui Kepala Desa kampangar yang mengantar 2 orang untuk ke lokasi potensi bencana banjir. Sementara itu Truk tetap di parkir di pinggiran pantai, dan kami melakukan observasi di sekitarnya.  Dari berita yang kami dapat, ternyata Tim Sosbud telah datang kesini, dan mengibarkan bendera di Pulau Dua. Pulau tersebut terlihat jelas dari pantai yang sangat indah ini. 



Menurut warga, perjalanan ke Pulau Dua hanya memakan waktu sekitar 30 menit, dan bisa menyewa perahu dari penduduk sekitar , yang memang biasa digunakan untuk menyeberangkan pengunjung yang ingin mendatangi Pulau Dua. Hal ini membuat kami ingin menyinggahi tempat itu, walaupun tidak ada di dalam perencanaan penelitian. Akhirnya kami sepakat untuk kembali keesokan harinya, dan menyelesaikan dahulu kegiatan hari ini.





Keesokan harinya berangkat dari rumah yang menjadi basecamp setelah shalat subuh, dan pagi yang indah menyambut di pinggiran pantai. Kapal yang kami pesan sudah siap mengantarkan kami menyeberang ke Pulau Dua. 



Sekitar 25 menit, perahu sudah hampir mencapai pinggiran pantai pulau Dua. Nelayan yang mengantarkan kami mengatakan, bahwa dia akan menunggu disana, karena hanya jalur itu yang cukup aman untuk sandar perahu. Dan ternyata salahsatu dari kami memutuskan tidak ikut naik, tapi tinggal bersama pemilik perahu untuk mancing disana. Perjalanan dimulai dari pinggiran pantai yang sangat dekat dengan tebing yang mendindingi bukit yang akan kami naiki. Menyusuri pinggiran pantai dan sedikit melipir memudahkan kami menggapai jalan setapak yang menuju puncak Pulau Dua.





Ini betul – betul harus berhati-hati, karena sama sekali tidak ada pengaman untuk naik ke atasnya. Kami harus melangkah dengan hati-hati, dan akhirnya sampai di jalan setapak yang menuju puncak. Jalan setapak inipun sebetulnya hanya terbentuk karena pernah dilewati sebelumnya. Dan merupakan punggungan yang sangat tipis. Hanya cukup untuk satu orang, karena kiri kanan nya langsung bagian tebing yang sangat curam. 





Angin terasa lumayan kencang ketika telah berada di atas punggungan. Dari sini pemandangan sudah sangat indah sekali. Daratan terlihat seperti hamparan hijau dengan bukit-bukit teletubies yang memukau. Sesekali berhenti untuk mengecek teman lainnya, sementara yang lain terus menuju puncak. Di kejauhan di atas puncak terlihat kibar bendera yang telah dipasang oleh Tim Sosbud sebelumnya. Ini membuat kami bersemangat untuk mencapai puncak tersebut.







Setelah menempuh jarak yang cukup jauh, bagian terberat adalah menuju puncak. Tidak ada jalur, selain tanjakan yang membentang dihadapan kami dengan kemiringan yang hampir tegak lurus. Tanpa ada pohon atau sesuatu apapun untuk berpegangan. Harus berhati-hati berpegangan pada rumput-rumput , karena tumbuh pada tanah dan batuan lepas. Dua orang telah berhasil sampai di atas. Aku harus benar-benar berpikir bagaimana cara memanjatinya. Kaki harus menapak satu-satu dan meyakini injakan berada ditempat yang padat dan tak lepas. Kemudian tangan berpegangan pada rumput yang cukup kuat. Ini betul-betul diluar standart keamanan dan keselamatan perjalanan menurut aku. Seharusnya kami membekali diri dengan tali-tali pengaman, akan tetapi kami tidak tahu sama sekali dengan kondisi medan seperti ini. Dan ternyata Tim sebelumnya mengambil rute utara, yang lebih dekat dan lebih landai. 




Akhirnya tim bisa sampai di puncak pulau Dua, kecuali 2 orang tertahan di jalur terakhir tadi, dan memutuskan untuk mencari jalur turun yang lebih aman. Mereka memutar ke arah utara. Dan kami pun berteriak ke perahu yang jauh berada dibawah, untuk berputar menjemput dari arah utara. Sementara itu tim yang lain telah berkumpul di puncak Pulau Dua. Pemandangan yang sangat indah menyambut kami disana. Bendera kedua kami kibarkan mendampingi bendera Tim Sosbud.






Setelah mengambil beberapa foto dan bendera telah dipasang bersama bendera sebelumnya, kami mengambil jalur turun yang ditempuh oleh tim Sosbud, dan jalur ini sedikit lebih landai dari jalur berangkat, namun tetap harus hati-hati menuruninya, jika tidak ingin terperosok dan jatuh berguling-guling kebawah sana, karena tidak ada satupun pohon atau penghalang selain rumput-rumput dan batu-batu dibawahnya.






Dibawah, pepohonan menyambut langkah kami sebelum mencapai pinggiran pantai. Dan perahu yang menjemput berada jauh ditengah karena tidak bisa merapat . sekitar pulau dua sebelah utara meamng dipenuhi terumbu-terumbu karang. Dan itu sangat jelas terlihat dari atas, dibawah air laut yang biru. Jadi untuk naik ke perahu kami harus berenang melalui terumbu-terumbu karang tersebut. Tentunya tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk menyelami laut biru yang hanya berkedalaman sekitar 1-1,5 meter itu. Menyaksikan terumbu-terumbu karang yang sangat cantik dengan warna-warna indah. 







Sesaat kemudian kami meninggalkan Pulau Dua yang tak akan terlupakan oleh kami. Suatu hari nanti berharap bisa kembali membawa cerita lain ke sana. Dengan masih menyimpan penasaran terhadap Pulau satunya lagi, yang terlihat tak kalah indahnya. Pulau tersebut dikawal karang-karang besar yang membentuk seperti sebuah gerbang masuk. Di sana telah ada resort dan lebih terkelola dengan baik, sementara Pulau Dua yang kami singgahi adalah Pulau yang tidak berpenghuni.





Sekarang di Pulau dua telah dibangun resort untuk pengunjung yang datang. Dan jika ini dikelola dengan baik, bukan tidak mungkin, akan banyak dikunjungi, karena merupakan sebuah tempat yang menyimpan banyak pesona keindahan bagi penggemar petualangan darat dan laut.




Tidak ada komentar: