Ketika
menginjakkan kaki ke Kecamatan Balantak – Luwuk Banggai, tak terpikirkan untuk
menyinggahi Pulau ini. Karena kami hanya melakukan penelitian untuk Potensi
Bencana dan Geologi, di rangkaian kegiatan Ekspedisi NKRI Koridor Sulawesi.
Kecamatan Balantak dan Kecamatan Bualemo adalah Kecamatan terakhir yang harus
kami datangi saat itu, sebelum kembali ke Pos Kotis di Desa Salodik dan
menjalani hari-hari terakhir di Tanah banggai.
Saat
melakukan penelitian di Desa Kampangar dan Desa Batu Simpang, kami berhenti
disebuah pantai, ujung dari jalan yang kami tempuh dengan menggunakan truk. Disanalah
kami mencari informasi dari masyarakat sekitar tentang wilayah yang akan kami
datangi. Ternyata kami bisa langsung menemui Kepala Desa kampangar yang
mengantar 2 orang untuk ke lokasi potensi bencana banjir. Sementara itu Truk
tetap di parkir di pinggiran pantai, dan kami melakukan observasi di
sekitarnya. Dari berita yang kami dapat,
ternyata Tim Sosbud telah datang kesini, dan mengibarkan bendera di Pulau Dua.
Pulau tersebut terlihat jelas dari pantai yang sangat indah ini.
Menurut
warga, perjalanan ke Pulau Dua hanya memakan waktu sekitar 30 menit, dan bisa
menyewa perahu dari penduduk sekitar , yang memang biasa digunakan untuk
menyeberangkan pengunjung yang ingin mendatangi Pulau Dua. Hal ini membuat kami
ingin menyinggahi tempat itu, walaupun tidak ada di dalam perencanaan
penelitian. Akhirnya kami sepakat untuk kembali keesokan harinya, dan menyelesaikan
dahulu kegiatan hari ini.
Keesokan
harinya berangkat dari rumah yang menjadi basecamp setelah shalat subuh, dan
pagi yang indah menyambut di pinggiran pantai. Kapal yang kami pesan sudah siap
mengantarkan kami menyeberang ke Pulau Dua.
Sekitar
25 menit, perahu sudah hampir mencapai pinggiran pantai pulau Dua. Nelayan yang
mengantarkan kami mengatakan, bahwa dia akan menunggu disana, karena hanya
jalur itu yang cukup aman untuk sandar perahu. Dan ternyata salahsatu dari kami
memutuskan tidak ikut naik, tapi tinggal bersama pemilik perahu untuk mancing
disana. Perjalanan dimulai dari pinggiran pantai yang sangat dekat dengan
tebing yang mendindingi bukit yang akan kami naiki. Menyusuri pinggiran pantai
dan sedikit melipir memudahkan kami menggapai jalan setapak yang menuju puncak
Pulau Dua.
Ini
betul – betul harus berhati-hati, karena sama sekali tidak ada pengaman untuk
naik ke atasnya. Kami harus melangkah dengan hati-hati, dan akhirnya sampai di
jalan setapak yang menuju puncak. Jalan setapak inipun sebetulnya hanya
terbentuk karena pernah dilewati sebelumnya. Dan merupakan punggungan yang
sangat tipis. Hanya cukup untuk satu orang, karena kiri kanan nya langsung
bagian tebing yang sangat curam.
Angin
terasa lumayan kencang ketika telah berada di atas punggungan. Dari sini
pemandangan sudah sangat indah sekali. Daratan terlihat seperti hamparan hijau
dengan bukit-bukit teletubies yang memukau. Sesekali berhenti untuk mengecek teman
lainnya, sementara yang lain terus menuju puncak. Di kejauhan di atas puncak
terlihat kibar bendera yang telah dipasang oleh Tim Sosbud sebelumnya. Ini
membuat kami bersemangat untuk mencapai puncak tersebut.
Setelah
menempuh jarak yang cukup jauh, bagian terberat adalah menuju puncak. Tidak ada
jalur, selain tanjakan yang membentang dihadapan kami dengan kemiringan yang
hampir tegak lurus. Tanpa ada pohon atau sesuatu apapun untuk berpegangan.
Harus berhati-hati berpegangan pada rumput-rumput , karena tumbuh pada tanah
dan batuan lepas. Dua orang telah berhasil sampai di atas. Aku harus benar-benar
berpikir bagaimana cara memanjatinya. Kaki harus menapak satu-satu dan meyakini
injakan berada ditempat yang padat dan tak lepas. Kemudian tangan berpegangan
pada rumput yang cukup kuat. Ini betul-betul diluar standart keamanan dan
keselamatan perjalanan menurut aku. Seharusnya kami membekali diri dengan
tali-tali pengaman, akan tetapi kami tidak tahu sama sekali dengan kondisi
medan seperti ini. Dan ternyata Tim sebelumnya mengambil rute utara, yang lebih
dekat dan lebih landai.
Akhirnya
tim bisa sampai di puncak pulau Dua, kecuali 2 orang tertahan di jalur terakhir
tadi, dan memutuskan untuk mencari jalur turun yang lebih aman. Mereka memutar
ke arah utara. Dan kami pun berteriak ke perahu yang jauh berada dibawah, untuk
berputar menjemput dari arah utara. Sementara itu tim yang lain telah berkumpul
di puncak Pulau Dua. Pemandangan yang sangat indah menyambut kami disana.
Bendera kedua kami kibarkan mendampingi bendera Tim Sosbud.
Setelah
mengambil beberapa foto dan bendera telah dipasang bersama bendera sebelumnya,
kami mengambil jalur turun yang ditempuh oleh tim Sosbud, dan jalur ini sedikit
lebih landai dari jalur berangkat, namun tetap harus hati-hati menuruninya,
jika tidak ingin terperosok dan jatuh berguling-guling kebawah sana, karena
tidak ada satupun pohon atau penghalang selain rumput-rumput dan batu-batu
dibawahnya.
Dibawah,
pepohonan menyambut langkah kami sebelum mencapai pinggiran pantai. Dan perahu
yang menjemput berada jauh ditengah karena tidak bisa merapat . sekitar pulau
dua sebelah utara meamng dipenuhi terumbu-terumbu karang. Dan itu sangat jelas
terlihat dari atas, dibawah air laut yang biru. Jadi untuk naik ke perahu kami
harus berenang melalui terumbu-terumbu karang tersebut. Tentunya tidak menyia-nyiakan
kesempatan ini untuk menyelami laut biru yang hanya berkedalaman sekitar 1-1,5
meter itu. Menyaksikan terumbu-terumbu karang yang sangat cantik dengan
warna-warna indah.
Sesaat
kemudian kami meninggalkan Pulau Dua yang tak akan terlupakan oleh kami. Suatu
hari nanti berharap bisa kembali membawa cerita lain ke sana. Dengan masih
menyimpan penasaran terhadap Pulau satunya lagi, yang terlihat tak kalah
indahnya. Pulau tersebut dikawal karang-karang besar yang membentuk seperti
sebuah gerbang masuk. Di sana telah ada resort dan lebih terkelola dengan baik,
sementara Pulau Dua yang kami singgahi adalah Pulau yang tidak berpenghuni.
Sekarang di Pulau dua telah dibangun resort untuk pengunjung yang datang. Dan
jika ini dikelola dengan baik, bukan tidak mungkin, akan banyak dikunjungi,
karena merupakan sebuah tempat yang menyimpan banyak pesona keindahan bagi
penggemar petualangan darat dan laut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar