Senin, 24 Oktober 2016

JELAJAH ALAM PASAMAN, GUNUNG TALAMAU (Catatan Perjalanan)





Gunung yang berada di wilayah Pasaman (sekarang Kabupaten pasaman Barat dan Pasaman Timur) ini sudah sejak lama menjadi impianku. Bayangkan saja, gunung-gunung di pulau jawa sudah aku jejaki semua, sementara gunung yang terlihat indah dari jendela rumahku di Nagari Talu ini  belum pernah aku singgahi. Bahkan Alm ayahanda berkali-kali bertanya kapan aku mau mendaki gunung di kampung halaman sendiri. Dan ketika kesempatan itu datang , ayahanda sudah tiada. Akan tetapi itu menjadi pemacu semangat aku untuk bisa menggapai puncaknya dan membawakan oleh-oleh cerita dan foto bagi ibunda tercinta dan ‘rang kampuang’ di Talu.


Dan hari itu tibalah, aku telah berjanji dengan salahsatu temanku di cianjur yang sekarang menetap di Simpang Tiga Pasaman. Dia bersama dengan beberapa anak-anak tetangganya dan diantar oleh salah seorang senior yang sudah pernah mendaki gunung talamau. Berarti pendakian akan aman karena kami didampingi orang yang memang tahu jalurnya. Kami bertemu di desa Pinagar di Kabupaten Pasaman barat, yang merupakan pintu masuk jalur pendakian ke Talamau.


Akses Menuju Jalur Pendakian

Dari Kota Padang untuk menuju Desa Pinagar yang merupakan titik awal pendakian, bisa ditempuh sekitar 4 jam, dengan menggunakan bis  Persada jurusan Padang – Talu . Bis ini bisa di temui di terminal kota padang atau ruas jalan utama sekitar 4km dari bandara, dengan biaya sekitar Rp.40.000, dan hanya sampai jam 13.00. Atau bis yang menuju Pasaman, turun di Simpang IV dan melanjutkan ke Pinagar dengan angkutan kecil yang disebut Keri. Alternatif lainnya jika langsung dari bandara bisa dijemput oleh Travel dengan biaya Rp. 70.000 perorang.


Jalur Pendakian Gunung talamau

Kami memulai pendakian sore hari, dikarenakan keterlambatan mobil yang ditumpangi teman-teman dari Ophir. Dan tentunya kami tidak akan meneruskan perjalanan pada malam hari. Untuk itu kami menargetkan sampai di Pos 2 , Camp harimau campo diketinggian 710 mdpl. Disini dulunya adalah pos tempat tinggal seorang volunteer penjaga Talamau bernama Bang Daniel. Kemudian Pos dipindah ke jalur pendakian setelahnya. Sekarang Bang Daniel telah mendapatkan pekerjaan di kabupaten, dan posisinya digantikan oleh kerabatnya yang sama ketatnya dalam menerapkan peraturan bagi pendaki.


Menuju Camp Harimau Campo, jalur pendakian merupakan jalur gerobak pedati yang berbatu-batu, kemudian melewati sawah dan kebun warga. Menyeberangi sebuah sungai kecil dan jernih dan kemudian sedikit menaiki tanjakan, sampailah di pos 2 tersebut tepat gerimis mulai turun. Kami buru-buru mendirikan tenda sebelum hujan turun dengan deras. Tetapi untungnya gerimis reda ketika tenda sudah berdiri











Jika beruntung cuaca cerah pada pagi hari di camp Harimau Campo ini kita bisa menyaksikan biasan matahari terbit diantara pepohonan. Perjalanan dilanjutkan dari sini menuju basecamp Rajawali putih diketinggian 2880 mdpl, melalui beberapa pos yang bisa digunakan untuk mendirikan tenda, yaitu :
-          Pos Rindu alam diketinggian 1100mdpl
Biasa disebut juga dengan pos Sari Bunyibunyian karena disini bisa didengar suara serangga dan burung-burung. Di pos ini terdapat sumber air untuk minum. Jarak tempuh dari Harimau campo sekitar 2,5 jam.
-          Pos Bumi Sarasah 1860 mdpl
3 jam dari pos Rindu alam, terdapat pula sumber air.
-          Pos Paninjauan diketinggian 2500 mdpl
Ditempuh sekitar 2 jam 25 menit dari pos Bumi Sarasah, dengan medan atau jalur pendakian yang agak sedikit lebih curam dari jalur sebelumnya.
-          Pos Basecamp Rajawali Putih 2880 mdpl.
Dari pos Paninjauan dapat ditempuh hanya sekitar 75 menit, melalui tanjakan yang cukup curam, kemudian menuruni sebuah sungai kecil diantara bebatuan kemudian sampailah di padang datar bernama Padang Siranjano.

Kami bermalam di Pos Bumi Sarasah sebelum melanjutkan pendakian ke Basecamp Rajawali Putih karena cuaca yang tidak bersahabat. Dan melanjutkan perjalanan keesokan harinya. 












Diperjalanan kami menemukan banyak sekali tumbuhan Kantong Semar. Dan tentunya yang paling terkenal di Talamau adalah pacet. Untuk mengantisipasi aku telah menggunakan celana legging yang ujung-ujungnya diselipkan kedalam kaos kaki, kemudian diluarnya aku memakai celana raincoat bukan celana lapangan biasa, dengan pertimbangan tidak repot lagi jika hujan. Aku juga membalut ujung celana raincoat didalam Gaitter yang menutupi sebagian sepatuku, ditambah kaos lengan panjang yang aku masukkan ke dalam celana raincoatku. Aku juga menghindari beristirahat duduk ditanah, tetapi tetap berdiri dan meletakkan kerir disalahsatu batang pohon . bukan karena takut pacet, tetapi mencoba menghindarinya sebisa mungkin.

Setelah melewati jalur pendakian yang cukup curam, menuruni sungai kecil dan memanjati jalur bebatuan diatasnya, sampailah di padang rumput Siranjano. Siranjano seabis hujan seperti sebuah rawa berkabut, dan harus hati-hati melangkah mengikuti jalur setapak yang tanahnya cukup padat.






Sebelum mencapai basecamp Rajawali Putih yang berada di dekat talago Puti Sangka Bulan , yang pertama kali ditemui adalah Talago berwarna hitam disebelah kiri jalur. Talago ini agak jauh kebawah, dan terlihat sedikit mistis dan membuat enggan berlama-lama menatapnya. Disebelah kanan jalur setelahnya adalah Talago Biru, yang tidak begitu luas.

Keseluruhan Danau atau Talago yang ada di sini berjumlah 13 buah, namun terkadang pendaki tidak bisa menemukan semuanya. Talago tersebut adalah :
-          Talago Puti Sangka Bulan
-          Talago tapian Bagindo rajo
-          Talago Tapian Puti Mambang Surau
-          Talago Siuntuang Sudah
-          Talago Puti bungsu
-          Talago rajo Dewa
-          Talago satwa
-          Talago Lumuik
-          Talago Biru
-          Talago mandeh rubiah
-          Talago Imbang Langik
-          Talago Cindua Mato
-          Talago Buluah Parindu

Memasuki basecamp Rajawali Putih memutari Talago Puti Sangka Bulan, maka kita akan disuguhi pemandangan yang luar biasa indah. Jika cuaca cerah, maka Talago tersebut seperti cermin yang memperlihatkan alam sekitarnya di permukaannya yang bening.











Di Basecamp Rajawali Putih bisa mendirikan sekitar 5-6 tenda jika kondisi lahan kering, namun jika hujan maka agak sulit menemukan tempat yang aman untuk mendirikan tenda karena pada dasarnya lahan sekitar basecamp dan Talago Puti sangka Bulan adalah rumput sarasah yang menyimpan banyak air. Namun berkemah di basecamp ini sangat luar biasa menyenangkan dengan pemandangan yang indah dan tanpa sampah. Pada sore menjelang senja dari arah basecamp jika cuaca cerah maka akan bisa menyaksikan kilauan cahaya matahari terbenam begitu pula jika pagi hari. Sayang sekali sore ketika itu kabut turun menyelimuti talago Puti sangka Bulan dan langit sedikit mendung.



Beruntung cuaca cukup cerah di pagi keesokan hari nya, sehingga sekitar jam setengah enam kami bergegas menuju puncak Talamau. Talamau memiliki tiga puncak yaitu titik triangulasi 2982 mdpl adalah puncak Trimarta, kemudian dua lainnya adalah puncak Rajawali dan puncak Rajo Dewa. Puncak Talamau ditandai dengan ciri khasnya yaitu sebuah kubah bagian atas mushola berukuran kecil yang dipasang di sebuah tiang. Menurut cerita dahulu bang Daniel si harimau Campo nya Talamau hendak mendirikan sebuah mushola kecil di atas puncak tersebut, tetapi entah kenapa rencana itu urung dilaksanakan, hanya kubah itulah yang sempat dibawa ke atas

Puncak Talamau cukup luas dengan bebatuan yang berhamparan. Terlihat dikejauhan lautan dan batas cakrawala. Jika tidak ingat harus mengejar turun hari itu juga, rasanya betah berlama-lama berada disana. Namun sayang, hari itu harus mengejar turun dan pulang.











Setelah makan siang di basecamp Rajawali Putih, kami berkemas dan membersihkan seluruh area sekitar tenda dari sampah, kemudian mengepaknya untuk dibawa turun kembali. Senang melihat jalur dan basecamp serta keseluruhan dari Gunung Talamau yang masih terlihat bersih dari sampah pendaki. Semoga teman-teman pendaki lainnya dapat pula menjaga semua itu.


Tentang Gunung Talamau

Gunung Talamau dengan  ketinggian 2982 meter dari permukaan laut (dpl), merupakan gunung tertinggi di Provinsi Sumatera Barat. Karakteristik  Gunung Talamau termasuk salah satu dari gunung api, tetapi Talamau termasuk gunung  yang tidak aktif. Berdasarkan hasil penelitian  Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Gunung  Talamau berasal dari berbagai jenis batuan, yaitu batuan vulkanik produk Galau (campuran) Talamau, yang dari Major Elemen yang  menunjukkan batuan beku di kawasan itu dapat  dibedakan menjadi empat macam yaitu jenis batuan basa (basalt), menengah (andesit),  agak asam (dasit), dan granit (asam).
Sementara untuk keanekaragaman hayati, Gunung Talamau ditumbuhi oleh beberpa  jenis tumbuhan hutan yang terdiri dari famili Dipterocarpaceae dan hutan  famili lauraceae. Famili Dipterocarpaceae terdiri dari tumbuhan  kemaduh (Laportea  stimulans), markisa (Passiflora sp.), sirsak (Annonaceae),  senggani (Melastoma  sp.). Di samping itu, bunga edelwis yang tumbuh bermekaran  melengkapi jenis tumbuh-tumbuhan yang bermekaran di lereng Gunung Talamau.
Di dalam hutan terdapat berbagai  macam aneka satwa seperti burung dan binatang. Satwa burung yang ada adalah:  rangkong (Buceros  rhinoceros), sempidan sumatera (Lophura inornata), burung alap-alap (Black-thighed Falconet),  ayam hutam merah (Red Junglefowl). Sedangkan satwa jenis binatang yang  sering terlihat di gunung ini adalah: babi jenggot (Sus barbatus), musang leher  kuning (Martes  flavigula), owa (Hylobates muelleri), lutung dahi putih (Presbytis frontata),  bajing tiga warna (Callosciurus prevostii), dan tupai gunung (Tupaia montana),  beruang madu (Helarctos  malayanus), musang belang (Hemigalus derbyanus), kucing batu (Felis marmorata),  rusa (Cervus  unicolor) dan macan dahan (Neofelis nebulosa) yang sering  disebut oleh masyarakat setempat dengan harimau Campo.


Perizinan Dan Peraturan Pendakian
 
Para pendaki diwajibkan untuk membawa bebrapa dokumen sebagai berikut:
             KTP dan fotocopynya
            Surat izin orangtua (bagi remaja)
            Surat izin organisasi (jika berasal dari organisasi.
Semua surat-surat tersebtu diperlihatkan pada petugas pos saat akan mendaki, selain itu logistik dan perbekalan akan di cek saat naik dan turun gunung. Setiap pendaki wajib membayar retribusi sebagai administrasi dan asuransi.
Berikut adalah larangan-larangan yang berlaku di gunung ini:

- Tidak dibenarkan merusak flora dan fauna
- Tidak dibenarkan membawa Tape recorder. Radio, gitar dan alat musik lainnya
- Tidak dibenarkan membawa sabun atau bahan-bahan yang bisa  mencemari sumber air
- Tidak dibenarkan membawa dan meminum minuman keras jenis apapun
- Didalam perjalanan maupun didalam suaka gunung tidak diijinkan berpencar-pencar
- Tidak diijinkan pendaki putra dan putri tidur dalam satu tenda apapun bentuk kegiatannya
- Tidak boleh berteriak-teriak atau bernyanyi-nyanyi keras
- Tidak boleh memasuki kawasan telaga seperti mandi, mencuci, dan lain sebagainya. Kecuali mengambil air untuk minum dan memasak
- Dilarang keras melakukan tindakan mencoret bebatuan, pepohonan dan tindakan vandalisme lainnya
- Dilarang keras membuang kotoran disembarang tempat
- Setiap pendaki harus menghormati adat istiadat setempat
- Para pendaki diwajibkan membawa turun kembali sampah yang dihasilkan oleh mereka
- Pendaki harus mematuhi lama izin pendakiannya
- Melaporkan kejadian atau kerusakan lainnya pada petugas Pos

Dan sebagaimana mestinya, setiap pendakian sudah seharusnya mempersiapkan diri sebaik-baiknya dengan perlengkapan dan segala sesuatunya . Sehingga pendakian dapat berjalan dengan baik dan tetap berjalan pada batas-batas aturan yang ada.




















Tidak ada komentar: