Senin, 21 Agustus 2017

RS FIRDAUS BERSAMA PARA PENDAKI MEMBONGKAR FAKTA DAN MITOS DALAM PENDAKIAN GUNUNG



Klub Buku dan Blogger dari Komunitas Backpacker Jakarta di hari Minggu tanggal 20 Agustus kemaren mengadakan acara Diskusi Santai Membongkar Fakta dan Mitos seputar Pendaki Gunung berdasarkan pengalaman dan sudut pandang medis. Diskusi santai yang diikuti oleh sekitar 60 penggiat alam bebas dan pendaki gunung ini di sponsori oleh Rumah Sakit Firdaus Jakarta Utara, cukup banyak menarik minat para pendaki gunung hingga saat-saat terakhir masih banyak yang meminta tambahan kuota. Kegiatan ini dilaksanakan di Casapatsong’s Kitchen, sebuah Cafe di Jalan Raden Saleh Cikini.







Tentang Rumah Sakit Firdaus

Acara dibuka oleh mba Nisa selaku Marketing RS.Firdaus dengan menyampaikan tentang sejarah berdiri dan pelayanan dari Rumah Sakit Firdaus. RS Firdaus resmi menjadi Rumah Sakit Paru pada tanggal 28 Mei 2011. Cukup panjang perjalanan hingga bisa menjadi sebuah Rumah Sakit besar yang awalnya hanya sebuah Klinik Praktek Dokter Umum yang pada tahun 1995 dibuka oleh Dr.Bahtiar Husain bertempat di Jalan Siak no 14 Sukapura Jakarta Utara. Praktek Dokter Umum ini di kelurahan Sukapura mendapat sambutan sangat baik oleh masayarakat sekitar karena merupakan satu-satunya Praktek Dokter Umum yang ada disana, dan hingga pasiennya pun lama-lama bertambah dengan datangnya pasien dari luar wilayah tersebut. Hal ini tentunya karena pelayanan yang baik dan mendapat rekomendasi dari warga yang berkunjung untuk berobat kesana.

Karena tuntutan pasien yang semakin bertambah sehingga dirasa harus perlu meningkatkan pelayanan, untuk itu kemudian Dr.Bahtiar mengajak rekan-rekannya sesama Dokter untuk praktek bersama di tempatnya yang lantas di bangun dan dikembangkan menjadi Klinik Firdaus. Klinik ini berbentuk layanan Praktek Dokter Bersama 24 jam. Dan pada perkembangan berikutnya pelayanannya lebih mengarah ke pelayanan penyakit Paru, dikarenakan dalam waktu sekian lama berdasarkan evaluasi rekam medik, pasien yang datang lebih cenderung atau kebanyakan adalah pasien dengan keluhan pada gangguan pernafasan seperti Infeksi saluran nafas atas, TBC paru, pneumonia, kanker paru, asthma dan penyakit paru obstruksi khronik. Sehingga pelayanan utama dari Klinik Firdaus menjadi lebih mengutamakan penyakit Paru, namun tetap melayani Praktek Dokter Umum.

Atas tuntutan dan kebutuhan pelayanan terhadap penyakit Paru tersebut Dr. Bahtiar Husain melanjutkan pendidikan spesialisnya di bidang Paru di Universitas Indonesia. Tentunya hal ini nantinya akan sangat penting untuk perkembangan pelayanan Klinik Firdaus, sehingga benar-benar bisa menangani pasien dengan masalah Paru . Dan setelah Dokter Bahtiar Husain menyelesaikan spesialisnya, Klinik Firdaus pun berubah menjadi Praktek Dokter Bersama Berkelompok, dimana pelayanan utamanya adalah Paru.

Pelayanan Klinik Firdaus yang sangat baik dan bersifat kekeluargaan menjadikan pasien merasa nyaman datang berkunjung dan berobat. Hal ini tentunya menambah nilai pelayanan Klinik Firdaus di mata masyarakat, sehingga dari pasien yang pernah berobat atau dokter-dkoter rekan sejawat, Klinik Firdaus menjadi rujukan bagi keluarga dan kerabat pasien maupun rekan-rekan sejawat dokter dari Rumah Sakit atau Klinik lain, dimana di Jakarta Utara pun Klinik Firdaus adalah satu-satunya Klinik Paru yang ada.







Hingga kemudian pasien yang dirujuk oleh rekan sejawat kondisinya bukan cuma dibutuhkan rawat jalan tetapi sebagian lain membutuhkan observasi sperti pasien dengan penyakit Asthma akut dan pasien lain yang membutuhkan rawat inap maka Klinik Firdaus harus mencermati tuntutan itu. Untuk memfasilitasi masyarakat berpenghasilan rendah yang membutuhkan pengobatan dan perawatan dan dalam rangka mewujudkan program pemerintah menuju ‘ Indonesia Sehat’ maka Klinik Firdaus dengan tetap mengedepankan  “Profesionalisme yang berjiwa pengabdian” berusaha keras mewujudkan Rumah Sakit Paru Firdaus. Dan pada tahun 2011 itulah Rumah Sakit tersebut Launching.

“ Melayani dengan Hati” demikianlah moto dari Rumah Sakit Firdaus yang bertekad melakukan pelayanan sebaik-baiknya untuk masyarakat kelas menengah kebawah, dengan bersifat kekeluargaan namun tetap Profesionalisme. Dan ini terbukti dengan pelayanan BPJS yang dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dengan penuh perhatian, sehingga Rumah Sakit Firdaus terkenal dengan Pelayanan Terbaik BPJS nya.

Berikut adalah Visi dan Misi dari Rumah Sakit Firdaus Jakarta Utara :
Visi                  Menjadikan tempat rujukan pernafasan di Jakarta
Misi                 Memberikan pelayanan secara Proffesional sesuai standart Akreditasi Nasional.
                        Menyediakan fasilitas layanan unggulan yang mampu berfungsi sebagai pusat rujukan di Jakarta dalam bidang respiratory dan pendukungnya.
                        Menggalang kemitraan International dan Regional dengan industri kesehatan lainnya untuk mengembangkan pelayanan sesuai perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran.


Dan seiring perkembangan sosial dan teknologi saat ini tentunya Rumah Sakit Firdaus tak ingin sekedar Rumah Sakit yang hanya melayani masyarakat melalui pelayanan kesehatan, tetapi berupaya melakukan segala bentuk kerjasama dan kemitraan dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat terkait kesehatan dalam berbagai bidang, salahsatunya adalah dengan memfasilitasi acara Diskusi Santai yang diprakarsai oleh Klub Buku dan Blogger dari Komunitas Backpacker Jakarta ini.



Membongkar Fakta dan Mitos Dalam Pendakian Gunung

Di acara ini dihadirkan penulis buku dan seorang Konservasionis Harley B Sasta dan Tyo Survival atau Tyo Petualang yang secara bersama mengupas berbagai hal seputaran mitos di dalam dunia pendakian. Harley B Sasta menekankan bahwa kita harus menghormati dan mengikuti aturan dan budaya setempat yang berlaku disetiap destinasi dan selalu menempatkan diri sebagai tamu. Sementara Tyo mengupas fakta dan mitos terkait persiapan pendakian untuk keadaan darurat atau survival.

Hadir juga dari Rumah Sakit Firdaus Dokter Ridho Andriansyah yang juga adalah seorang dokter yang memiliki pengalaman sebagai seorang pendaki. Dokter Ridho menjawab beberapa pertanyaan seputaran fakta dan mitos terkait dengan kasus tersesat yang dialami oleh Survivor 4 hari 3 malam di Rinjani Siti Maryam. Tentang bagaimana dan sejauh apa seseorang bisa bertahan dalam keadaan darurat tanpa minuman, yang tentunya dalam waktu yang terbatas, dan jika lewat dari waktu itu kemungkinan akan mengalami dehidrasi dan gangguan pada ginjalnya.

Pengalaman yang dituturkan oleh Siti Maryam dan pendampingnya tentang bagaimana Siti mengalami menjadi seorang Survivor bertahan hidup selama 4 hari 3 malam di belantara Rinjani pun tak luput dari fakta dan mitos. Hal yang tak seharusnya terjadi jika sebagai seorang pendaki mengikuti aturan bermain di alam bebas.

Beberapa Fakta dan Mitos yang sempat menjadi pembahasan adalah sebagai berikut :
1.      Dilarang berbicara sembarangan atau mengeluh yang bisa mengakibatkan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan yang terjadi diluar logika, faktanya adalah bahwa dimanapun kita berada kita harus berbicara yang baik-baik dan mengeluh di dalam pendakian hanya akan menurunkan mental pada saat fisik sudah lelah.
2.      Perempuan yang sedang Haid tidak diperbolehkan naik gunung karena gampang kemasukan atau kesurupan, faktanya adalah bahwa bahwa pada saat Haid perempuan mengalami kesakitan dan ketidakstabilan emosi yang berpengaruh pada sikap dan perilaku.
3.      Menaburi garam disekeliling tenda untuk menghindari ular, faktanya ular tak pernah takut dengan garam.
4.      Melihat penampakan-penampakan dan mendengar suara-suara pada saat tersesat, faktanya pada saat tersesat kekurangan minum dan makanan ditambah tubuh yang lelah menimbulkan halusinasi, terutama pada saat mengalami dehidrasi ataupun hipotermia.
5.       Dan Lain lain

Walaupun masih sangat banyak Mitos dan Fakta yang seharusnya bisa dikupas tuntas di diskusi ini, pada kenyataannya faktanya adalah bahwa mendaki gunung itu tidaklah semudah yang dilihat atau dibayangkan. Banyak persiapan yang harus dilakukan sebelum melakukan pendakian sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan atau pun jika terjadi, disaat darurat seorang pendaki tahu bagaimana dan apa yang harus dilakukannya. Bekalilah diri dengan pengetahuan hidup di alam bebas, bagaimana bertahan hidup di alam bebas, pengetahuan survival, semua sangat penting untuk diketahui dan dikuasai. Karena hal-hal tak terduga bisa datang kapan saja dimana saja. Dan Pendakian Gunung bukanlah wisata main-main seperti kemping ceria atau bahkan jalan-jalan di Mall. Berhentilah menjadi pendaki alay dan pendaki narsis yang naik gunung hanya untuk foto-foto , tanpa membekali diri sedikitpun dengan pengetahuan hidup di alam bebas.

Dan pada akhirnya semua sepakat bahwa pada setiap perjalanan atau pendakian, ikutilah aturan main dan tidak bersikap masa bodoh. Tetaplah berjalan bersama teman se-tim atau rombongan, jangan memisahkan diri apapun alasannya. Jika ingin buang air mintalah teman lain untuk menunggu pada jarak tertentu. Saya pribadi lebih senang menyebutnya dengan “Body System”, dimana kita mempunyai teman yang menjadi pengawal dan pengawas dan sebaliknya kitapun menjadi pengawal dan pengawas semua gerak geriknya kemanapun. Siapapun bisa menjadi Body system siapapun. Dan ini harusnya diterapkan di dalam sebuah tim atau rombongan yang melakukan perjalanan atau pendakian. Banyak hal yang bisa didapatkan dari Diskusi Santai tersebut yang bisa bermanfaat bagi semua peserta.



Sekilas Tentang Ruff Outdoor Indonesia dan Dhaulagiri

Selain di sponsori oleh Rumah Sakit Firdaus, acara Diskusi Santai ini juga didukung oleh Dhaulagiri dan Ruff yang memberikan banyak produk untuk cenderamata dan hadiah bagi pemenang penyebaran informasi di sosial media. Ruff Outdoor Indonesia adalah salah satu Toko Outdoor dan pemilik produk Dhaulagiri, salahsatu merk outdoor equipment di Indonesia. Produknya cukup banyak dan kualitasnya sangat baik dengan menggunakan teknologi yang tepat untuk peralatan-peralatan kegiatan di alam bebas terutama petualangan dan pendakian gunung.

Beberapa produk Dhaulagiri yaitu Tenda, kasur dan bantal tiup, headlamp, kursi lipat dan sebagainya. Tenda Dhaulagiri sangat direkomendasikan buat para pendaki, karena memiliki kualitas yang sangat baik dengan spesifikasi sebagai berikut : untuk dalamannya adalah PU Coating 2100 oxford nylon 3000mm water resistant , sementara untuk flysheetnya PU Coating 210T Polyester 3000mm water resistant. Dan framenya adalah Allumunium Pole, jadi sangat ringan untuk dibawa kemana-mana. Saya sendiri sangat mengidolakan tenda ini karena pernah menggunakannya di Pantai Sasak Sumatera dan mengalami badai besar semalaman, namun tenda tidak kemasukan air sedikitpun dan frame sangat kuat . karena itu sangat rekomended buat teman-teman pendaki, disamping produk lainnya yang juga sangat dapat diandalkan untuk berpetualang dan mendaki gunung.





Diskusi Santai seperti ini sangat baik dilakukan secara terus menerus untuk meningkatakan kesadartahuan pendaki tentang pentingnya pengetahuan hidup di alam terbuka yang menjadi dasar dari perjalanan-perjalanan atau pendakian-pendakian gunung yang baik dan sesuai dengan standart keamanan . Semoga semua pihak bisa bersinergi untuk bisa terus membuat acara-acara atau kegiatan semacamnya, sehingga kejadian musibah hilang tersesat atau terjatuh di gunung bisa dihindari.




Tidak ada komentar: