Klub
Buku dan Blogger dari Komunitas Backpacker Jakarta di hari Minggu tanggal 20
Agustus kemaren mengadakan acara Diskusi Santai Membongkar Fakta dan Mitos
seputar Pendaki Gunung berdasarkan pengalaman dan sudut pandang medis. Diskusi
santai yang diikuti oleh sekitar 60 penggiat alam bebas dan pendaki gunung ini
di sponsori oleh Rumah Sakit Firdaus Jakarta Utara, cukup banyak menarik minat
para pendaki gunung hingga saat-saat terakhir masih banyak yang meminta
tambahan kuota. Kegiatan ini dilaksanakan di Casapatsong’s Kitchen, sebuah Cafe
di Jalan Raden Saleh Cikini.
Tentang Rumah Sakit Firdaus
Acara
dibuka oleh mba Nisa selaku Marketing RS.Firdaus dengan menyampaikan tentang
sejarah berdiri dan pelayanan dari Rumah Sakit Firdaus. RS Firdaus resmi
menjadi Rumah Sakit Paru pada tanggal 28 Mei 2011. Cukup panjang perjalanan
hingga bisa menjadi sebuah Rumah Sakit besar yang awalnya hanya sebuah Klinik
Praktek Dokter Umum yang pada tahun 1995 dibuka oleh Dr.Bahtiar Husain
bertempat di Jalan Siak no 14 Sukapura Jakarta Utara. Praktek Dokter Umum ini
di kelurahan Sukapura mendapat sambutan sangat baik oleh masayarakat sekitar
karena merupakan satu-satunya Praktek Dokter Umum yang ada disana, dan hingga
pasiennya pun lama-lama bertambah dengan datangnya pasien dari luar wilayah
tersebut. Hal ini tentunya karena pelayanan yang baik dan mendapat rekomendasi
dari warga yang berkunjung untuk berobat kesana.
Karena
tuntutan pasien yang semakin bertambah sehingga dirasa harus perlu meningkatkan
pelayanan, untuk itu kemudian Dr.Bahtiar mengajak rekan-rekannya sesama Dokter
untuk praktek bersama di tempatnya yang lantas di bangun dan dikembangkan
menjadi Klinik Firdaus. Klinik ini berbentuk layanan Praktek Dokter Bersama 24
jam. Dan pada perkembangan berikutnya pelayanannya lebih mengarah ke pelayanan
penyakit Paru, dikarenakan dalam waktu sekian lama berdasarkan evaluasi rekam
medik, pasien yang datang lebih cenderung atau kebanyakan adalah pasien dengan
keluhan pada gangguan pernafasan seperti Infeksi saluran nafas atas, TBC paru,
pneumonia, kanker paru, asthma dan penyakit paru obstruksi khronik. Sehingga
pelayanan utama dari Klinik Firdaus menjadi lebih mengutamakan penyakit Paru,
namun tetap melayani Praktek Dokter Umum.
Atas
tuntutan dan kebutuhan pelayanan terhadap penyakit Paru tersebut Dr. Bahtiar
Husain melanjutkan pendidikan spesialisnya di bidang Paru di Universitas
Indonesia. Tentunya hal ini nantinya akan sangat penting untuk perkembangan
pelayanan Klinik Firdaus, sehingga benar-benar bisa menangani pasien dengan
masalah Paru . Dan setelah Dokter Bahtiar Husain menyelesaikan spesialisnya,
Klinik Firdaus pun berubah menjadi Praktek Dokter Bersama Berkelompok, dimana
pelayanan utamanya adalah Paru.
Pelayanan
Klinik Firdaus yang sangat baik dan bersifat kekeluargaan menjadikan pasien
merasa nyaman datang berkunjung dan berobat. Hal ini tentunya menambah nilai
pelayanan Klinik Firdaus di mata masyarakat, sehingga dari pasien yang pernah
berobat atau dokter-dkoter rekan sejawat, Klinik Firdaus menjadi rujukan bagi
keluarga dan kerabat pasien maupun rekan-rekan sejawat dokter dari Rumah Sakit
atau Klinik lain, dimana di Jakarta Utara pun Klinik Firdaus adalah
satu-satunya Klinik Paru yang ada.
Hingga
kemudian pasien yang dirujuk oleh rekan sejawat kondisinya bukan cuma
dibutuhkan rawat jalan tetapi sebagian lain membutuhkan observasi sperti pasien
dengan penyakit Asthma akut dan pasien lain yang membutuhkan rawat inap maka
Klinik Firdaus harus mencermati tuntutan itu. Untuk memfasilitasi masyarakat
berpenghasilan rendah yang membutuhkan pengobatan dan perawatan dan dalam
rangka mewujudkan program pemerintah menuju ‘ Indonesia Sehat’ maka Klinik
Firdaus dengan tetap mengedepankan “Profesionalisme
yang berjiwa pengabdian” berusaha keras mewujudkan Rumah Sakit Paru Firdaus. Dan
pada tahun 2011 itulah Rumah Sakit tersebut Launching.
“
Melayani dengan Hati” demikianlah moto dari Rumah Sakit Firdaus yang bertekad
melakukan pelayanan sebaik-baiknya untuk masyarakat kelas menengah kebawah,
dengan bersifat kekeluargaan namun tetap Profesionalisme. Dan ini terbukti
dengan pelayanan BPJS yang dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dengan penuh
perhatian, sehingga Rumah Sakit Firdaus terkenal dengan Pelayanan Terbaik BPJS
nya.
Berikut
adalah Visi dan Misi dari Rumah Sakit Firdaus Jakarta Utara :
Visi Menjadikan tempat rujukan
pernafasan di Jakarta
Misi Memberikan
pelayanan secara Proffesional sesuai standart Akreditasi Nasional.
Menyediakan
fasilitas layanan unggulan yang mampu berfungsi sebagai pusat rujukan di
Jakarta dalam bidang respiratory dan pendukungnya.
Menggalang
kemitraan International dan Regional dengan industri kesehatan lainnya untuk
mengembangkan pelayanan sesuai perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran.
Dan
seiring perkembangan sosial dan teknologi saat ini tentunya Rumah Sakit Firdaus
tak ingin sekedar Rumah Sakit yang hanya melayani masyarakat melalui pelayanan
kesehatan, tetapi berupaya melakukan segala bentuk kerjasama dan kemitraan
dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat terkait kesehatan dalam
berbagai bidang, salahsatunya adalah dengan memfasilitasi acara Diskusi Santai
yang diprakarsai oleh Klub Buku dan Blogger dari Komunitas Backpacker Jakarta
ini.
Membongkar Fakta dan Mitos Dalam Pendakian
Gunung
Di
acara ini dihadirkan penulis buku dan seorang Konservasionis Harley B Sasta dan
Tyo Survival atau Tyo Petualang yang secara bersama mengupas berbagai hal
seputaran mitos di dalam dunia pendakian. Harley B Sasta menekankan bahwa kita
harus menghormati dan mengikuti aturan dan budaya setempat yang berlaku
disetiap destinasi dan selalu menempatkan diri sebagai tamu. Sementara Tyo
mengupas fakta dan mitos terkait persiapan pendakian untuk keadaan darurat atau
survival.
Hadir
juga dari Rumah Sakit Firdaus Dokter Ridho Andriansyah yang juga adalah seorang
dokter yang memiliki pengalaman sebagai seorang pendaki. Dokter Ridho menjawab
beberapa pertanyaan seputaran fakta dan mitos terkait dengan kasus tersesat
yang dialami oleh Survivor 4 hari 3 malam di Rinjani Siti Maryam. Tentang bagaimana
dan sejauh apa seseorang bisa bertahan dalam keadaan darurat tanpa minuman,
yang tentunya dalam waktu yang terbatas, dan jika lewat dari waktu itu
kemungkinan akan mengalami dehidrasi dan gangguan pada ginjalnya.
Pengalaman
yang dituturkan oleh Siti Maryam dan pendampingnya tentang bagaimana Siti
mengalami menjadi seorang Survivor bertahan hidup selama 4 hari 3 malam di
belantara Rinjani pun tak luput dari fakta dan mitos. Hal yang tak seharusnya
terjadi jika sebagai seorang pendaki mengikuti aturan bermain di alam bebas.
Beberapa
Fakta dan Mitos yang sempat menjadi pembahasan adalah sebagai berikut :
1.
Dilarang
berbicara sembarangan atau mengeluh yang bisa mengakibatkan terjadinya hal-hal
yang tidak diinginkan yang terjadi diluar logika, faktanya adalah bahwa
dimanapun kita berada kita harus berbicara yang baik-baik dan mengeluh di dalam
pendakian hanya akan menurunkan mental pada saat fisik sudah lelah.
2.
Perempuan yang
sedang Haid tidak diperbolehkan naik gunung karena gampang kemasukan atau
kesurupan, faktanya adalah bahwa bahwa pada saat Haid perempuan mengalami kesakitan
dan ketidakstabilan emosi yang berpengaruh pada sikap dan perilaku.
3.
Menaburi garam disekeliling
tenda untuk menghindari ular, faktanya ular tak pernah takut dengan garam.
4.
Melihat
penampakan-penampakan dan mendengar suara-suara pada saat tersesat, faktanya
pada saat tersesat kekurangan minum dan makanan ditambah tubuh yang lelah
menimbulkan halusinasi, terutama pada saat mengalami dehidrasi ataupun
hipotermia.
5.
Dan Lain lain
Walaupun
masih sangat banyak Mitos dan Fakta yang seharusnya bisa dikupas tuntas di
diskusi ini, pada kenyataannya faktanya adalah bahwa mendaki gunung itu
tidaklah semudah yang dilihat atau dibayangkan. Banyak persiapan yang harus
dilakukan sebelum melakukan pendakian sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan atau pun jika terjadi, disaat darurat seorang pendaki tahu bagaimana
dan apa yang harus dilakukannya. Bekalilah diri dengan pengetahuan hidup di
alam bebas, bagaimana bertahan hidup di alam bebas, pengetahuan survival, semua
sangat penting untuk diketahui dan dikuasai. Karena hal-hal tak terduga bisa
datang kapan saja dimana saja. Dan Pendakian Gunung bukanlah wisata main-main
seperti kemping ceria atau bahkan jalan-jalan di Mall. Berhentilah menjadi
pendaki alay dan pendaki narsis yang naik gunung hanya untuk foto-foto , tanpa
membekali diri sedikitpun dengan pengetahuan hidup di alam bebas.
Dan
pada akhirnya semua sepakat bahwa pada setiap perjalanan atau pendakian,
ikutilah aturan main dan tidak bersikap masa bodoh. Tetaplah berjalan bersama
teman se-tim atau rombongan, jangan memisahkan diri apapun alasannya. Jika ingin
buang air mintalah teman lain untuk menunggu pada jarak tertentu. Saya pribadi
lebih senang menyebutnya dengan “Body System”, dimana kita mempunyai teman yang
menjadi pengawal dan pengawas dan sebaliknya kitapun menjadi pengawal dan
pengawas semua gerak geriknya kemanapun. Siapapun bisa menjadi Body system
siapapun. Dan ini harusnya diterapkan di dalam sebuah tim atau rombongan yang
melakukan perjalanan atau pendakian. Banyak hal yang bisa didapatkan dari
Diskusi Santai tersebut yang bisa bermanfaat bagi semua peserta.
Sekilas Tentang Ruff Outdoor Indonesia
dan Dhaulagiri
Selain
di sponsori oleh Rumah Sakit Firdaus, acara Diskusi Santai ini juga didukung
oleh Dhaulagiri dan Ruff yang memberikan banyak produk untuk cenderamata dan
hadiah bagi pemenang penyebaran informasi di sosial media. Ruff Outdoor
Indonesia adalah salah satu Toko Outdoor dan pemilik produk Dhaulagiri,
salahsatu merk outdoor equipment di Indonesia. Produknya cukup banyak dan
kualitasnya sangat baik dengan menggunakan teknologi yang tepat untuk
peralatan-peralatan kegiatan di alam bebas terutama petualangan dan pendakian
gunung.
Beberapa
produk Dhaulagiri yaitu Tenda, kasur dan bantal tiup, headlamp, kursi lipat dan
sebagainya. Tenda Dhaulagiri sangat direkomendasikan buat para pendaki, karena
memiliki kualitas yang sangat baik dengan spesifikasi sebagai berikut : untuk
dalamannya adalah PU Coating 2100 oxford nylon 3000mm water resistant ,
sementara untuk flysheetnya PU Coating 210T Polyester 3000mm water resistant. Dan
framenya adalah Allumunium Pole, jadi sangat ringan untuk dibawa kemana-mana. Saya
sendiri sangat mengidolakan tenda ini karena pernah menggunakannya di Pantai
Sasak Sumatera dan mengalami badai besar semalaman, namun tenda tidak kemasukan
air sedikitpun dan frame sangat kuat . karena itu sangat rekomended buat teman-teman pendaki, disamping produk lainnya yang juga sangat dapat diandalkan untuk berpetualang dan mendaki gunung.
Diskusi
Santai seperti ini sangat baik dilakukan secara terus menerus untuk
meningkatakan kesadartahuan pendaki tentang pentingnya pengetahuan hidup di
alam terbuka yang menjadi dasar dari perjalanan-perjalanan atau
pendakian-pendakian gunung yang baik dan sesuai dengan standart keamanan .
Semoga semua pihak bisa bersinergi untuk bisa terus membuat acara-acara atau kegiatan
semacamnya, sehingga kejadian musibah hilang tersesat atau terjatuh di gunung
bisa dihindari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar